Menilik Sci-Fi di Isu Lokal Lewat Nightmares and Daydreams

Mikhael Kevin
|
detikPop
Cuplikan serial Nightmare and Daydreams.
Foto: Dok. Netflix
Jakarta - Joko Anwar sebagai salah satu sutradara ternama di Tanah Air baru saja merilis series terbarunya yang berkolaborasi dengan Netflix berjudul Nightmare and Daydreams. Series garapan Come and See Pictures bersama Netflix ini resmi tayang perdana pada 14 Juni 2024.

Mengusung genre sci-fi supranatural, series ini tayang lewat Netflix global tak hanya di Indonesia saja. Kini series ini dapat ditonton oleh seluruh dunia bahkan hingga 191 negara.

Genre sci-fi sendiri telah lama populer di kalangan sinema internasional. Topik dan isunya pun beragam mulai dari masa depan-masa lalu, teknologi, entitas di luar manusia, hingga kejadian-kejadian tak normal yang mendekat ke fantasi.

Dalam seriesnya kali ini, Joko Anwar selaku show runner berusaha membuat dunia berbagai kejadian aneh yang ada di dalamnya. Kejadian supranatural yang mungkin bisa terjadi di sekitar kita, dan mungkin dilalui oleh orang-orang normal seperti kita.

Berbagai karakter di series ini didesain sedemikian rupa sebagaimana halnya manusia yang hidup di dunia nyata. Segala jenis permasalahan serta isu yang coba dibawakan.

Mulai dari mekanik, supir taksi, penulis novel, nelayan kerang, penaksir berlian, pelukis poster film hingga pemulung. Joko Anwar berusaha menitikkan setiap pekerjaan dari strata kehidupan sosial yang memiliki masalahnya tersendiri dalam dunianya sendiri.

Untuk itulah walau dengan dasar genre sci-finya, series ini masih bisa relate kepada para penontonnya dengan memaknai setiap karakter yang ada serta isu yang coba dibawakan di setiap episodenya.

"Setiap episode dimulai dari isu karakter yang relevan dengan Indonesia sekarang. Walaupun settingnya tahun 80an tapi masih relevan. Dari isu, itulah baru masuk ke sci-finya," Jelas Joko Anwar di Grand Indonesia, Jakarta (13/06/2024).

Karakter yang ada di film ini juga terasa sangat hidup dan dekat kepada kita sehari-hari. Tanpa terbatas oleh kasta sosial, secara tidak langsung para penontonnya dapat memahami bagaimana sulitnya kehidupan setiap karakter di setiap episodenya karena masalahnya masing-masing.

Karena itulah walau dengan genre sci-fi yang naungannya terbilang cukup besar, Joko Anwar berusaha untuk tetap mendaratkan series ini ke satu titik yang menjadi akar dari permasalahan tersebut.

Joko Anwar merasa bahwa setiap isu yang ada dalam sosial, budaya, dan politik bisa diatasi sedini awal mungkin melalui lingkup terkecil manusia, yaitu keluarga.

Rumah akhirnya menjadi landasan utama dari series ini bagaimana manusia akan berjuang dan bertualang sejauh mungkin bahkan hingga melewati fenomena supranatural yang sulit dijelaskan. Alasannya hanya karena setiap manusia selalu menginginkan tempat yang nyaman dan damai, sesuatu yang disebut 'rumah.'

"Tema yang paling kuat di Nightmares and Daydreams itu rumah. Rumah adalah sesuatu yang relevan banget di Indonesia. Dan itu yang kita coba setiap kali untuk membangun masalah di cerita dan sebagainya harus sesuai dengan temanya," Jelas Joko.

Akhirnya walau dengan berbagai keliaran dan surealis di series ini, para penonton khususnya yang di Indonesia dapat merasakan nilai-nilai dari series ini karena kedekatan isunya.

Dibalik dengan adanya kejadian supranatural yang dibungkus dengan sci-fi, penonton masih bisa menaruh empati di setiap karakternya karena adanya kedekatan ke setiap karakter dan isunya yang terasa nyata dan natural.

Nightmares and Daydreams bisa menjadi sci-fi dengan kedekatan isu yang melokal serta pemaparan permasalahn karakter yang terasa nyata tanpa difiksikan. Karena adanya pembangunan karakter yang kuat serta penggunaan isu lokal yang pas pada takarannya.


(mg1/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO