Round-Up
Terlilit Utang Rentenir dan Alasan Keluarga Jual Rumah Warisan Gogon

Nova, putra Gogon, menceritakan sebenarnya mereka ingin menjadikan rumah tersebut sebagai kos-kosan. Namun, sebelum meninggal, komedian dengan ciri khas jambul berwarna blonde itu memutuskan untuk membuat rumah tersebut menjadi hotel murah dengan tarif Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per malam.
Sayangnya, Gogon tidak sempat menyelesaikan proses pengurusan SIUP dan legalitas usaha hotel sebelum ia meninggal dunia.
Kini, Nova berjuang untuk menjual rumah tersebut karena biaya perawatan yang tinggi dan beban utang yang diwariskan oleh Gogon.
Nova telah menawarkan rumah tersebut kepada beberapa rekan ayahnya, termasuk Cak Lontong. Namun, Cak Lontong menyatakan perlu berdiskusi terlebih dahulu dengan istrinya terkait pembelian rumah tersebut.
Nova menjelaskan utang tersebut berasal dari rentenir dan bunganya sangat tinggi, bahkan melebihi bunga bank. Pinjaman Rp 1 miliar telah membengkak menjadi lebih dari Rp 2 miliar karena bunga yang mencekik.
"Akhirnya kita ngomongin secara kekeluargaan (dengan rentenir), 'Masa namanya kayak gitu, kalau mau ke ranah hukum ya hukum. Namanya rentenir itu kan nekak gulu (mencekik leher), njeratlah bunganya. Ya udah mending dijual aja (rumahnya)," ujar Nova dilansir dari Inserthilite.
Sampai saat ini benyak yang menawar rumah Gogon, tapi belum ada kesepakatan yang terjadi. Keluarga Gogon berharap bisa menyelesaikan masalah dengan cepat. Mereka ingin terbabas dari beban finansial yang menjerat.
Sebelumnya kisah hampir serupa juga menimpa komedian Yadi Sembako usai menghadapi serangkaian kasus dugaan penipuan di Polres Tangerang Selatan.
Komedian berusia 50 tahun itu pun diperiksa dan melakukan mediasi dengan Muhammad Adri Permana yang mengaku merugi sebesar Rp 198 juta.
Namun, mediasi berujung gagal karena Yadi Sembako belum dapat melunasi pembayaran dan meminta kelonggaran waktu hingga 28 Februari 2024.
Untuk melunasi pembayaran tersebut, Yadi Sembako rela menjual rumahnya dan berharap dapat segera terjual sebelum akhir waktu yang ditentukan.
(ass/pus)