Menguak Penggunaan AI di Kingdom of the Planet of the Apes

Khairunnisa Mukinin
|
detikPop
Cuplikan adegan dalam film Kingdom of the Planet of the Apes.
Cuplikan adegan di film Kingdom of the Planet of the Apes. Dok. Ist
Jakarta - Detikers, sudah nggak asing dong sama cara kerjanya Artificial Intelligence (AI)? Bukan rahasia umum, tiap industri saat ini sedang memperdebatkan potensi AI dalam membantu atau menghambat pekerjaan.

Termasuk dalam industri film, yang saat ini para kreatornya khawatir karyanya bakal dicuri buat melatih penggunaan AI yang mungkin aja bakal mengambil alih pekerjaan mereka. Atau kemungkinan terburuknya, seluruh proses pembuatan film bisa terjadi secara otomatis dan menghilangkan kebutuhan akan sutradara, aktor, dan bahkan semua orang di belakang layar.

Nah, buat seniman efek visual, contohnya orang-orang yang bekerja di WΔ“tā FX yang mengerjakan Kingdom of the Planet of the Apes, AI ternyata bisa menjadi senjata yang cukup ampuh dalam gudang artistik, yang digunakan untuk membuat film jadi semakin besar dan lebih baik dari sebelumnya. Wah, menarik ya, detikers!

Supervisor efek visual Kingdom of the Planet of the Apes, Erik Winquist, jelang perilisan filmnya, mendiskusikan cara-cara yang bisa dilakukan oleh AI sebagai kunci dalam pembuatan film tersebut.

Selain itu, dirinya juga menjelaskan bagaimana keterbatasan alat tersebut masih membutuhkan tenaga manusia sebagai kunci dalam prosesnya.

"Sebuah AI pada dasarnya hanya mengambil sekumpulan data, apakah itu titik-titik di wajah seorang aktor [atau] di setelan mocap mereka, dan menjalankan suatu algoritma," ujar Winquist dalam diskusinya dengan Polygon.

Cuplikan adegan dalam film Kingdom of the Planet of the Apes.Cuplikan adegan dalam film Kingdom of the Planet of the Apes. Foto: Dok. Ist

Lanjutnya, "(Ini) mencoba menemukan kesalahan paling sedikit, pada dasarnya AI mencoba mencocokkan titik-titik tersebut dalam ruang tiga dimensi, dengan sambungan pada tubuh aktor, katakanlah tubuh boneka mereka. Atau dalam kasus simulasi, AI pada dasarnya mengambil tempat setiap titik-katakanlah berada di frame sebelumnya, melihat kecepatannya, dan berkata, 'Oh, oleh karena itu, seharusnya titik tersebut ada di sini (di dalam frame berikutnya),' dan menerapkan fisika di setiap langkahnya."

Nah, buat wajah dari banyaknya karakter kera di Kingdom, Winquist mengatakan bahwa AI mungkin memanipulasi model kera digital untuk menyamai bentuk mulut dan sinkronisasi bibir para aktor, sehingga memberikan kerutan samar yang bakal muncul saat setiap katanya diucapkan.

Winquist juga mengatakan bahwa WΔ“tā awalnya mengembangkan teknologi ini buat memetakan penampilan Josh Brolin sebagai Thanos dalam film Avengers.

Setelah AI melakukan pekerjaannya, barulah para seniman WΔ“tā kerjakan bagian sulitnya: mengambil gambar yang telah dibuat oleh AI, lalu memolesnya supaya kelihatan lebih sempurna. Bagi Winquist, di sinilah seni yang sesungguhnya muncul.


(ass/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO