13 Tahun The Raid

Dari Rambo ke Rama: The Raid Ubah Otot Bisep ke Pencak Silat

Nugraha
|
detikPop
Cuplikan adegan dalam film The Raid 2.
Cuplikan adegan di film The Raid 2. Dok. Sony Pictures
Jakarta - Sylvester Stallone, Chuck Norris, Jean-Claude Van Damme itu adalah ikon-ikon film action Hollywood. The Expendables pun mewakili kekuatan mereka.

Film itu kayak cuma mengumpulkan jagoan-jagoan aksi yang punya otot bisep. Padahal wajah mereka mulai berkerut, bahkan napasnya tampak begitu dalam.

Dari era Rambo sampai The Expendables, maskulinitas tipe Stallone sudah begitu kuat. Mereka punya level sendiri, pistol keren, cerutu, dan asap yang diembuskan ke arah mayat yang penuh darah. Baku tembak adalah cara mereka beraksi.

13 tahun yang lalu, The Raid: Redemption karya Gareth Evans bikin semua tersentak. Mereka memperkenalkan seni pencak silat berkecepatan tinggi. Sebuah terobosan yang jadi penawar ampuh dari film yang berisi tumpukan otot.

The Raid mengembalikan pertarungan sebagai sebuah seni. Bukan pria berdada kekar yang saling lempar berlindung di balik pilar beton.

The Raid kayak membawa kamu berimajinasi tentang Indonesia masa silam, ketika pertarungan dilakukan layaknya lelaki sejati. Pertarungan yang kemudian bikin gagap para pahlawan, karena mereka menghadapi orang-orang pengecut bersenjata api.

Salah seorang begawan bilang, puncak kepengecutan manusia adalah saat diledakkannya bom atom Hiroshima dan Nagasaki, yang membunuh ribuan jiwa tanpa menyentuh.

The Raid: Redemption membawa penontonnya bergetar sejak awal, ketika pasukan bersenjata menyusup ke blok apartemen buat menangkap penguasa kejahatan Tama Riyadi (Ray Sahetapy).

Rama (Iko Uwais) tertinggal di belakang Sersan Jaka (Joe Taslim) saat mereka mencapai lantai enam, lalu suasana jadi kacau balau. Setiap lantai punya tantangan tersendiri. Ada preman penjaga narkoba dengan parang, hingga sekelompok tentara perang dengan senjata api otomatis.

Cuplikan adegan dalam film The Raid (2011).Cuplikan adegan dalam film The Raid (2011). Foto: Dok. Sony Pictures

"Ini baru asyik, ini baru ada gregetnya. Ini permainan yang gue suka," sembur Yayan Ruhian (Mad Dog) pada satu titik sambil meletakkan pistol milik Sersan Jaka dan memilih tarung tangan kosong.

Puncaknya terjadi ketika Rama dan Andi (Donny Alamsyah) berantem sama Mad Dog. Koreografi dalam pertarungan tersebut jadi yang paling menyita.

Pencak silat jadi senjata yang tiada henti dipertontonkan Evans, perpaduan antara kebrutalan pentagon MMA dengan keindahan cerita novel Crouching Tiger, Hidden Dragon.

Pukulan dan tendangan Iko melesat lebih cepat dari penembak jitu. Kombinasi gambar anggota tubuh yang patah, keringat bercampur darah, mulut saling berdengus dengan gerakan yang tak berhenti sesuai momentum.

Mereka menantang ambang rasa sakit yang bisa ditahan oleh tubuh manusia. Ditambah sempurna dengan irama latar garapan Mike Shinoda dari Linkin Park bikin dorongan ekstra energik.

The Raid: Redemption adalah sejarah dalam film action, tonggak buat seni koreografi di balik kebrutalan pertarungan. Kerennya lagi, film itu juga mengubah paradigma besar film action, hingga salah satunya menciptakan waralaba sebesar John Wick.


(ass/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO