Riri Riza Jatuh Cinta Pada Tjoet Nja' Dhien

Film yang mengisahkan tentang perjuangan gigih dari pahlawan wanita asal Aceh yakni Cut Nyak Dien itu membuat dirinya merasakan pengalaman yang berbeda dari medium film. Ia tak pernah menyangka jika sebuah film bisa memberikannya rasa tersebut hingga akhirnya memutuskan jalur karier di hidupnya.
"Salah satu yang selalu penting dan membuat gw akhirnya memutuskan terjun ke dunia film itu adalah Cut Nyak Dien-nya Eros Djarot yang dirilis 1987. Waktu itu baru aja mau lulus SMA dan harus memilih mau menekuni apa. Waktu nonton film itu ada rasa takjub bahwa film bisa begitu kuat dan bercerita begitu powerfull tentang kehidupan, situasi perlawanan masyarakat Aceh di abad ke-18," tuturnya kala ditemui beberapa waktu lalu.
Rasa kagum itu pun berubah menjadi cinta ketika ia mulai mengerti proses-proses di dalamnya. Bagaimana kelihaian Eros Djarot dan juga penampilan mengagumkan dari Christine Hakim sebagai bintang utama bersama dengan Slamet Rahardjo, hingga Rosihan Anwar.
"Saya pikir potret penokohan, penciptaan setting, penggunaan sinematografi dan teknik film lain seperti editing sampai visual efek semuanya sangat menginspirasi saya. Kalau saya ingat-ingat itu mungkin salah satu film yang mungkin paling penting dan bisa saya tonton dari waktu ke waktu dari Indonesia, yang juga mencerminkan bahwa film itu bisa menceritakan Indonesia yang berbeda bukan yang stereotype, bicara tentang Aceh tentang kawasan-kawasan yang khas di Indonesia," papar Riri Riza.
![]() |
Film Tjoet Nja' Dhien sendiri meraup banyak sekali piala usai dirilis. Mereka memenangkan Festival Film Indonesia 1988 sebagai Film Terbaik dan juga menjadi perwakilan dari Indonesia untuk Oscar 1990 hingga menjadi film Indonesia pertama yang diputar di Cannes Film Festival pada 1989.
Seperti biasa, usai membahas soal film yang paling berpengaruh untuk karier para sineas, detikpop pun menanyakan perihal adegan yang paling berkesan dari sebuah film. Tanpa pikir panjang sutradara Petualangan Sherina itu pun menyebutkan sebuah karya dari David Fincher yang bertajuk Seven (1995).
Menurutnya ada sebuah adegan yang cukup ikonik untuknya di mana karakter yang dimainkan oleh Brad Pitt yakni David Mills, mencoba untuk mengajak kolega atasannya yakni Morgan Freeman yang menjadi Detektif William Somerset untuk main ke apartemennya atas saran sang istri yaitu Tracy Mills (Gwyneth Paltrow).
"Dia ingin menunjukkan bahwa dia punya apartemen yang cukup bagus, istri yang cantik dan dia datang dari keluarga yang cukup berpendidikan. Dia juga memilih apartemen yang cukup bagus di daerah itu."
![]() |
"Ketika mereka duduk dan mulai makan tiba-tiba apartemen itu bergetar, dan yang tak orang tahu sebenarnya waktu dia pertama datang ke sana semuanya itu ideal, ruangannya bagus, desainnya bagus dan harganya cocok. Satu hal yang tak disadari adalah marketing apartemen itu selalu mengajak dia ke sana saat tidak ada subway yang lewat dekat situ," ungkap Riri seraya tertawa.
Penggambaran adegan ini pun dianggap cukup unik dan juga mewakili bagaimana kehidupan masyarakat urban.
"Jadi menurut saya adegan itu selain bicara informasi soal tokohnya, tapi memberikan kita juga sub-teks yang lain betapa kehidupan masyarakat di kota besar itu begitu kompleks dan ironis dengan hal-hal yang tak pernah mereka bayangkan," pungkasnya.
Seven sendiri merupakan film crime thriller yang ditulis oleh Andrew Kevin Walker. Kisahnya bercerita tentang seorang detektif senior yang mendekati pensiunnya yakni William Somerset, mendapatkan rekan detektif muda yaitu David Mills untuk mengatasi kasus pembunuh berantai yang terinspirasi dari tujuh dosa kematian.
Film ini tak diprediksi akan sukses di pasaran karena mengandung banyak sekali adegan kekerasan dan dewasa. Namun siapa sangka, usai dirilis pada 22 September 1995, Seven berhasil meraup pendapatan sebesar $ 327,2 juta atau senilai Rp 5,1 triliun dengan biaya produksi menghabiskan $ 34 juta atau sebesar Rp 536 miliar.
(ass/dar)