Revolver: Menagih Utang Sampai Ke Neraka

Sinopsis:

Ha Soo-young (Jeon Do-yeon) benar-benar apes luar biasa. Namanya tiba-tiba terseret dalam sebuah kasus yang melibatkan banyak rekan kerjanya.

Diiming-imingi uang yang banyak, Soo-young ditawari sebuah proposal: bagaimana kalau dia masuk penjara untuk menyelamatkan muka polisi-polisi korup dan nantinya ia akan mendapatkan sejumlah uang? Soo-young secara mengejutkan menerima proposal ini.

Tapi ternyata kehidupan di penjara berat. Orang-orang terdekatnya datang dan pergi. Ketika dia akhirnya bebas, ia ternyata tidak mendapatkan uang yang dijanjikan. Bosnya mati bunuh diri. Orang yang harusnya memberinya uang entah kemana.

Dan apartemen miliknya sekarang dimiliki oleh orang lain. Pertemuannya dengan perempuan misterius, Jung Yoon-sun (Lim Ji-yeon), akhirnya membawanya ke dalam jaring laba-laba. Sekarang Soo-young pergi kesana kemari untuk mencari dimana uang yang harusnya ada di tangannya.

Review:

Revolver yang ditulis dan disutradarai oleh Oh Seung-uk bukanlah film action yang penuh dengan adegan tembak-tembakan. Ini adalah sebuah thriller yang banyak sekali adegan ngobrolnya. Bagi kamu yang berharap bahwa film ini akan menjanjikan keseruan ala-ala blockbuster Korea yang menyajikan kejar-kejaran mobil atau pertarungan dahsyat, siap-siap kecewa.

Tapi kalau kamu menyukai film-film noir dengan bumbu komedi seperti film-film Shane Black atau Scott Frank, Revolver bisa dijajal. Secara plot, Revolver berusaha untuk terlihat kompleks meskipun ternyata begitu penonton sampai di konklusinya, film ini tidak seribet itu. Film ini lebih mempermainkan penonton tentang motivasi karakter-karakternya.

Cuplikan adegan dalam film Revolver (2024). Foto: Dok. Ist

Beberapa karakter pendukung terasa agak kurang ter-develop. Dan karakter yang harusnya bisa menjadi pusat dari kekacauan, Andy (Ji Chang-wook), tidak mempunyai kedalaman yang dibutuhkan. Dari semua karakter yang ada, justru Jung Yoon-sun yang menamakan dirinya Madam Jung yang mencuri perhatian.

Moralnya yang sudah rusak, ditambah dengan kelakuannya yang lucu, membuat Revolver menjadi lebih punya warna. Oh Seung-uk sebagai sutradara sepertinya tahu bahwa skripnya tidak memiliki magnet yang kuat.

Meskipun ia berhasil memberikan babak ketiga yang lumayan seru (terutama jika dibandingkan dengan dua per tiga awal film yang isinya ngobrol doang), Revolver bukanlah film yang "menegangkan". Ini adalah jenis film dimana karakter utamanya harus semenarik mungkin sehingga penonton bisa betah sampai di akhir film.

Cuplikan adegan dalam film Revolver (2024). Foto: Dok. Ist

Dan ia menemukan itu dalam Jeon Do-yeon. Jeon Do-yeon, salah satu aktris ternama di Korea, paham dengan tugasnya ini. Karakternya bukanlah karakter yang meledak-ledak. Ia mengatasi segalanya dengan kalem dengan wajah yang hampir tidak ada ekspresi.

Tapi meskipun karakternya begitu tenang dalam mengatasi semua hal, penonton tahu bahwa ada energi meledak-ledak di belakangnya. Kamu bisa melihat Soo-young sedang merencanakan sesuatu. Dan itulah bukti kehebatan Do-yeon.

Ji Chang-wook mencoba untuk mengangkat karakternya dengan memainkan Andy dengan hiperbola. Usahanya patut diacungi jempol meskipun ia tak bisa mengangkat Revolver lebih tinggi.

Cuplikan adegan dalam film Revolver (2024). Foto: Dok. Ist

Lim Ji-yeon sementara itu membuktikan bahwa kemenangannya dalam The Glory bukanlah kebetulan. Ia tahu bagaimana cara menahan layar dan chemistry-nya dengan Jeon Do-yeon cukup apik.

Revolver mungkin bukan tontonan yang luar biasa. Tapi ia tetap memberikan kejutan-kejutan seru di dalamnya. Begitu kamu sampai di klimaksnya yang konyol, Revolver menunjukkan caranya yang unik untuk mempermainkan penontonnya. Seperti karakter utamanya, film ini mempunyai kharismanya tersendiri.