A Family Affair: Saat Nyokap Pacaran Dengan Artis

Chris Cole (Zac Efron) bukanlah bos yang mudah untuk dipuaskan. Zara (Joey King) yang masih sangat muda, tidak punya keinginan lain selain terjun ke industri perfilman. Itulah sebabnya dia menelan semua harga dirinya dengan menjadi asisten Chris Cole hanya supaya suatu hari nanti ia bisa mencapai cita-citanya. Masalahnya, Chris Cole adalah artis yang lebih dari sekedar menyebalkan.

Zara harus melaksanakan berbagai tugas dari Chris Cole yang merepotkan, belum lagi harus meladeni urusan asmara bosnya yang tidak pernah awet. Tidak hanya Chris Cole menginginkan kesempurnaan, ia juga sering mengancam untuk memecat Zara kalau ia melakukan kesalahan. Suatu hari Zara sudah tidak tahan dengan kelakuan bosnya dan memutuskan untuk pergi dari pekerjaan ini.

Brooke (Nicole Kidman) adalah ibu Zara yang penyabar dan artistik. Seperti mendiang ayahnya, ibu Zara adalah seorang penulis. Hanya saja saat ini ia sedang stuck untuk menulis sesuatu yang menarik. Bagaimana ia bisa menghasilkan karya yang menginspirasi kalau hidupnya saat ini benar-benar gersang? Brooke bahkan lupa kapan terakhir kali ia jatuh cinta. Tapi semuanya segera berubah ketika Chris Cole datang ke rumahnya untuk meminta Zara kembali bekerja untuknya. Tidak hanya Brooke, Chris Cole pun akhirnya merasakan hal yang sudah lama ia tidak rasakan.

Kalau kehadiran A Family Affair terasa seperti sebuah déjà vu, kamu tidak salah karena premis film ini sama dengan The Idea of You yang dimainkan oleh Anne Hathaway untuk Amazon Prime. Perbedaannya adalah di genre. Kalau The Idea of You lebih kental nuansa romansa sehingga pembuat filmnya meletakkan karakter Hathaway sebagai pemeran utamanya, film ini adalah komedi dengan bumbu romansa.

Baca juga: A Quiet Place: Day One, Awal Mula Heningnya Dunia

Sebagai sebuah film ringan, apa yang ditawarkan A Family Affair sebenarnya tidak salah. Film ini bisa saja menjadi hidangan manis yang menyenangkan seperti film-film keluarga zaman dulu.

Sayangnya skrip dari Carrie Solomon terjebak dalam karikatur sehingga hasilnya terasa seperti... kebanyakan film Netflix. Karakter-karakter dalam film ini tidak ada yang terlihat seperti manusia.

Zara adalah gadis menyebalkan yang pekerjaannya komplain. Sebenarnya hal ini menjadi bahan konflik ketika sahabatnya, Eugenie (Liza Koshy), mengkonfrontasi Zara atas sikapnya ini. Tapi tentu saja karena film ini tidak tertarik untuk mengeksplor emosi yang nyata, Zara langsung berubah menjadi sahabat yang baik seketika.

Brooke tidak mempunyai deskripsi lain selain janda yang rindu akan cinta. Dengan durasi yang lumayan panjang (111 menit), film ini mempunyai kesempatan untuk memperlihatkan latar belakang Brooke. Seperti apa dia dengan mendiang suaminya, bagaimana hubungannya dengan Zara sebenarnya, mengapa dia membutuhkan waktu yang lama untuk bisa move on. Semua ini tidak ada karena A Family Affair lebih tertarik untuk memperlihatkan respons Zara yang kekanak-kanakan (sebagai bahan lucu) ketika dia tahu bahwa ibunya berpacaran dengan si artis.

A Family Affair Foto: dok. Netflix

Sebagai karakter, Chris Cole sebenarnya yang paling menarik untuk diolah. Keputusan Solomon untuk mengenalkan Chris Cole sebagai selebritas yang agak dungu dan self-centered cukup menarik. Tapi begitu A Family Affair masuk ke ranah romansa, karakter ini mendadak berubah kepribadian. Ia menjadi dewasa dan bijaksana. Entah bagaimana Chris Cole yang sebelumnya sangat meledak-ledak, impulsif dan seenaknya saja langsung berubah begitu kenal dengan Brooke. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan character development kalau diceritakan dengan baik. Masalahnya perubahan Chris Cole ini terasa terlalu mengada-ngada untuk terlihat realistis.

A Family Affair tentu saja bukan film pertama Richard LaGravenese yang bertemakan cinta. Seperti yang ia tunjukkan dalam P. S. I Love You, LaGaravenese lebih dari mumpuni untuk mempersembahkan film romansa yang enak untuk dinikmati. Bahkan Beautiful Creatures yang sebenarnya adalah film fantasi mempunyai kisah cinta yang lebih meyakinkan sekaligus romantis dibandingkan ini.

Dari departemen akting, trio Efron, King dan Kidman melakukan tugasnya sesuai dengan skrip yang sudah ada. Mereka tidak mampu untuk membawa peran mereka lebih dari ini tapi setidaknya mereka tidak buruk-buruk amat. Chemistry Kidman dan Efron jauh lebih menarik di film mereka sebelumnya, The Paperboy, daripada di film ini. Tapi tentu saja hal ini tidak penting-penting amat.

Film ini, seperti kebanyakan film Netflix lainnya, didesain untuk membuat kamu bisa mengikuti filmnya tanpa harus menatap layar. Kamu bisa menyaksikan A Family Affair sambil mainan ponsel dan kamu tidak akan kehilangan apa-apa.

Baca juga: Fakta-fakta Menarik Drakor The Whirlwind

A Family Affair dapat disaksikan di Netflix