Tarot: Silakan Mati Satu Demi Satu
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Synopsis:
Seperti kebanyakan horor simple lainnya, Tarot dibuka dengan sekelompok teman yang memutuskan untuk menyewa sebuah tempat untuk merayakan salah satu personilnya. Di geng ini ada Haley (Harriet Slater), Grant (Adain Bradley), Paxton (Jacob Batalon), Paige (Avantika), Madeline (Humberly Gonzales), Lucas (Wolfgang Novogratz) dan Elise (Larsen Thompson).
Setelah penonton diberi tahu zodiak apa saja mereka ini (Tarot benar-benar tahu target penontonnya), barulah kita masuk ke teror yang sebenarnya. Semua penonton horor tahu bahwa jangan masuk ke ruangan gelap. Atau memegang sesuatu yang dilarang.
Baca juga: IF: Mencari Teman Khayalan |
Remaja ini memutuskan untuk bermain tarot yang dari kartunya penonton akan tahu bahwa kartu tersebut sepertinya dikutuk. Setelah Haley mengeluarkan semua kartu yang menunjukkan nasib masing-masing personil, barulah kita diundang untuk melihat bagaimana anak-anak ini mati satu per satu.
Review:
Hanya dengan menyaksikan trailer-nya satu kali, kamu bisa menebak film macam apa Tarot ini. Tidak ada misteri yang mengejutkan atau twist yang mencengangkan. Tapi terkadang kesederhanaan itu yang justru dicari. Tidak semua film horor harus menawarkan sesuatu yang out of the box.
Tapi apakah dengan semua kesederhanaan itu Tarot bisa menjadi horor yang menghibur?
Ditulis oleh Spenser Cohen dan Anna Halberg dari sebuah buku berjudul Horrorscope karya Nicholas Adams, Tarot mengikuti jejak Final Destination dalam menghibur penonton. Kalau kamu menyukai film di mana semua karakter menemui ajalnya dengan cara paling mengenaskan, ini adalah film untuk kamu.
Siapa yang peduli dengan eksposisi yang malas atau penggambaran investigasi yang begitu malas kalau kita bisa melihat berbagai cara kreatif karakter-karakter ini menemui ajalnya?
Dalam konteks ini, Tarot berhasil mengerjakan tugasnya. Cohen dan Halberg yang juga menyutradarai film ini mempersembahkan Tarot dengan keseruan yang menular.
Campy atau justru trashy tergantung dari cara kamu melihatnya. Kalau kamu menikmati hiburan bodoh yang ringan, Tarot seru untuk disaksikan.
Tapi kalau kamu berharap Tarot akan memberikan sesuatu yang agak berdaging, seperti misalnya Talk To Me yang juga mempunyai premis yang sama (remaja yang bermain-main dengan permainan berbahaya), bersiaplah untuk kecewa.
![]() |
Dari segi akting, para aktornya bermain cukupan. Mereka tentu saja tidak bisa pamer kemampuan akting yang sebenarnya karena skrip yang ditawarkan hanya sebatas dialog-dialog yang sepertinya diambil dari aplikasi khusus horoskop seperti Co-Star atau The Pattern.
Dari semua aktor, mungkin Jacob Batalon yang mampu memberikan sedikit bumbu terhadap perannya. Ia memiliki pesona yang cukup untuk membuat Tarot terasa seperti sebuah film sungguhan.
Pada akhirnya Tarot memang bukan Final Destination yang mampu memberikan adegan-adegan kematian yang tidak mudah dilupakan. Adegan-adegan menjelang ajal dalam film ini tidak seimbang.
![]() |
Ada yang benar-benar sadis tapi ada juga yang terasa seperti cuplikan dari salah satu episode Scooby Doo. Tapi entah kenapa ada keindahan dari kekacauan ini. Kalau saja film ini dirilis di dekade 90an, Tarot pasti akan berakhir menjadi salah satu tontonan wajib saat sleepover.
Dalam beberapa kasus, kebodohan sebuah film justru menjadi daya tariknya. Dan Tarot menawarkan hal tersebut. Lagipula siapa yang tidak tertawa senang menyaksikan remaja-remaja kurang ajar menemui karmanya?
Genre | Horror |
Runtime | 92 minute |
Release Date | 3 May |
Production Co. | Screen Gems Alloy Entertainment Ground Control |
Director | Spenser Cohen Anna Halberg |
Writer | Spenser Cohen Anna Halberg |
Cast | Harriet Slater as Haley Jacob Batalon as Paxton Avantika as Paige Again Bradley as Grant |