Nama Unik Karakter di Novel Koloni, Dari Mana Inspirasinya?

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Penulis Ratih Kumala saat menyambangi kantor detikcom, Jakarta Selatan, pada Kamis malam (13/11/2025).
Foto: Gilang Faturahman/ detikcom
Jakarta - Novel Koloni karya Ratih Kumala memuat cerita perebutan kekuasaan dalam koloni semut. Dalam novel fabel satir itu, ada banyak nama-nama karakter unik yang dibikin oleh penulis Tabula Rasa tersebut.

Ada nama Ratu Gegana yang jadi pemimpin koloni yang sudah tua dan seharusnya segera lengser. Ada juga Ratu Darojak sebagai pemimpin baru yang bisa memimpin koloni dengan visi yang lebih segar.

Ratih Kumala cerita nama karakter itu dibuatnya dengan menunjukkan zaman yang berbeda-beda. Ada nama dengan satu suku kata yang berasal dari masa lalu.

"Ada era juga namanya lebih kebule-bulean, aku menerapkan itu di Koloni, era semut yang lebih tua aku kasih satu nama. Gegana, Darojak, Momong, lalu anak-anaknya ini lahir dengan dua nama, pemberian nama menunjukkan zaman antara semut tua dan muda, sama saja kayak manusia, ada Gen Z, boomer, dan milenial," ungkapnya saat menyambangi kantor detikcom, Kamis malam (13/11).

Setengah halaman terakhir, Ratih buat penggambaran nama dengan dua suku kata misalnya Jantung Hati dan Hari Bahagia. Hal itu juga berlaku di novel-novel sebelumnya.

"Kayak mamaku ada namanya Badriah, Dasiah, Rukayah, ada juga era dengan dua suku kata," ucap Ratih.

Novel Koloni digarapnya selama 9 bulan dan terbilang lebih cepat ketimbang karya-karya sebelumnya. Sembari berkelakar, Ratih bilang Koloni jadi karya yang risetnya sambil rebahan.

"Dulu aku pikir memutuskan buat ambil koloni semut, aku agak panik. Hal pertama yang aku lakukan adalah ke Google, lalu ke YouTube ada banyak channel komunitas penggemar di banyak negara, ada Kanada dan lain-lain," katanya.

"Mereka memilihara semut dan diternak, menjelaskan apa yang terjadi hari ini terhadap semut-semut itu, dan baru kali ini bikin novel sambil rebahan. Biaya riset dulu kan banyak, sekarang dari Google semuanya," sambung Ratih.

Kini novel Koloni sudah tersedia di berbagai toko buku offline dan online di Indonesia.




(tia/aay)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO