Cerita Awal Mula Mulyana 'Mang Moel' Ngerajut hingga Diundang ke Mancanegara

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Seniman Mulyana atau Mang Moel saat ditemui di Kemang pada Rabu (1/10).
Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta - ArtJog 2018 jadi titik balik bagi seniman Mulyana The Mogus atau akrab disapa Mang Moel. Pertama kalinya jadi commissioned artist di pameran seni prestisius di Asia Tenggara itu, karya seni instalasi Sea Remembers dari alumnus Pondok Pesantren Gontor dipuji pencinta seni.

Nama Mang Moel pun melejit. Ia bertemu banyak pelaku seni dan mendapatkan undangan ke berbagai institusi maupun internasional. Mulai dari Korea Selatan, Jepang sampai direpresentasikan oleh galeri seni AS.

Mang Moel bukan sembarang nama di skena seni rupa Indonesia. Awalnya, pria yang mengenyam Pendidikan Seni Rupa UPI Bandung itu sudah jatuh cinta sama rajutan. Saking cintanya, setiap saat dan hari ia selalu merajut.

"Dulu tuh aku selalu merajut di tobucil (toko buku di Bandung). Duduk di pojokan, merajut apa saja mulai dari syal, sarung tangan, topi. Banyaklah, tapi mulai merambah juga akhirnya jadi karya seni," katanya ketika diwawancarai redaksi detikpop di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Rabu (1/10).

Gak disangka, kecintaannya akan merajut yang dianggap sebagai craft buat namanya melambung. Mang Moel pun kini menggandeng ibu-ibu yang gemar merajut buat membantunya bikin karya. Secara gak langsung, ia memberdayakan UMKM yang ada dan bantu perekonomian mereka.

Bermula dari rajutan, Mang Moel menggunakannya jadi teknik dan medium. Bukan sekadar merajut tapi ia mengeksplorasi ke berbagai hal bahkan melampaui batas.

"Bagi aku tuh, merajut jadi terapi. Self healing, tangan terus bergerak dan membuat sesuatu. Plus-nya jadi banyak banget, setelah jadi commissioned artist di ArtJog, mulai banyak yang undang ke mana-mana sampai residensi. Alhamdulillah," ucapnya semringah.

Pada 2018, Mang Moel mulai ngenalin dunia bawah laut setinggi 9 meter dengan lebar 12 meter yang penuh warna-warni. Karya seni instalasi yang dipajang di fasad depan Jogja National Museum itu memukau pencinta seni.

Mang Moel juga dikenal sebagai sosok seniman yang menghadirkan figur gurita yang menyerupai monster tapi terlihat lucu. Ia menyebutnya sebagai The Mogus.

"The Mogus itu eksplorasi pertamaku, sekarang sudah kolaborasi dan jadi macam-macam ya," ucapnya.

Setelah project The Mogus, seri biota laut, kini Mang Moel mengeksplorasi Food Monster. Karya-karyanya bisa dijumpai di Artotel Thamrin Jakarta Pusat dan Dialogue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan.

Mulyana sukses menyelenggarakan berbagai pameran seni tunggal. Diantaranya di Ryuguji Temple di Fukuoka, Sapar Contemporary di New York, Korean Craft and Design Foundation di Seoul, dan The Goods Shed (FORM) di Perth. Ia juga pernah dianugerahi residensi di Jepang, Korea Selatan, Australia dan Yogyakarta, dan telah terlibat dalam pertunjukan kelompok seperti ARTJOG MMXXII di Yogyakarta, Cheongju Craft Biennale di Korea Selatan, Melbourne Fringe Festival, dan Orange County Museum of Art di California.

Rumah mode papan atas HERMES pun melirik karya-karyanya, bahkan mengkomisikannya untuk menghias window display untuk butik HERMES di Shanghai, Seoul dan Singapura.




(tia/wes)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO