Menikmati 300 Jepretan Karya Fotografer Indonesia-Mancanegara di JIPFest 2025

Mengusung tema Coexistence, konsep yang merefleksikan fotografi, manusia, dan alam berhubungan erat dengan teknologi di arus dunia yang berubah. JIPFest pun merespons perkembangan teknologi dengan menampilkan lebih dari 300 karya dari 21 fotografer yang diseleksi dengan baik.
Kurator pameran Yoppy Pieter dan Chelsea Chua merespons dinamika dalam dunia fotografi dan menyoroti hubungan Coexistence tersebut.
"Teknologi itu sudah ada dalam kehidupan kita, bahkan dalam tradisi Nusantara. Jangan sampai kita yang dikendalikan teknologi," kata Yoppy kepada redaksi detikpop pada Jumat (12/9).
Salah satu karya yang mencuri perhatian ada lantai pertama Galeri Emiria Soenassa, Subject to Interpretation (2025) karya Playlist X Interactive & Hektra. Pengunjung yang datang bisa bermain-main ke dalam booth dengan teknologi AI yang menafsirkan identitas individu.
![]() |
Redaksi pun mencoba dengan selfie ke arah kamera selama beberapa detik. Teknologi AI yang ada di layar pun bakal ngasih beberapa pertanyaan yang bakal mendeteksi karaktermu, dan setelah selembar kertas keluar layaknya struk pembayaran, disebutkan sebagai karakter 'The Foodies Hunger' dan punya vibes Joker dari raut wajahnya.
Di sisi lainnya ada seri foto Adlun Fiqri yang nampilin Nickel Scars yang dibuatnya sepanjang 2000-2003. Dalam jepretan 'Nikel yang Menyayat' menelusuri luka yang terukir pada tanah dan manusia di Maluku Utara. Kini Weda Bay, Teluk Buli, dan Pulau Obi berubah oleh rakusnya tambang nikel.
JIPFest juga menampilkan 61 tamu dari mancanegara yang mejeng karya sekaligus diskusi saat talkshow sepanjang acara. Tiket hariannya dibanderol Rp 40 ribu.
(tia/dar)