Gegara Kartunis Nabi Muhammad SAW, Kericuhan Pecah di Istanbul

Polisi langsung turun tangan, membubarkan massa dengan tembakan gas air mata dan peluru karet. Semua bermula dari perintah jaksa Istanbul yang minta agar para editor majalah itu ditangkap. Alasannya, kartun yang dimuat dianggap menghina nilai-nilai agama secara terbuka.
Tapi menurut Pemimpin Redaksi LeMan, Tuncay Akgun, semuanya cuma salah paham. Katanya, kartun itu sama sekali bukan menggambarkan Nabi Muhammad.
Tokoh yang digambarkan bernama Muhammad, tapi itu dimaksudkan sebagai simbol dari korban serangan Israel. Nama Muhammad kan memang sangat umum di dunia Muslim, lebih dari 200 juta orang punya nama itu.
"Gak ada hubungannya sama sekali dengan Nabi. Kita gak akan pernah berani ambil risiko kayak gitu," kata Akgun ke kantor berita AFP.
Tapi ya, nasi udah jadi bubur. Begitu kabar itu menyebar, puluhan orang langsung ngamuk dan nyerbu sebuah bar yang sering jadi tempat nongkrong staf LeMan. Polisi datang, tapi bentrokan telanjur pecah. Menurut wartawan AFP yang ada di lokasi, sekitar 250-300 orang ikut terlibat.
LeMan ini majalah satire yang udah lama dikenal berani. Berdiri sejak 1991, mereka sering jadi duri di mata kelompok konservatif, apalagi sejak mereka terang-terangan dukung majalah Charlie Hebdo waktu kantornya diserang di Paris pada 2015.
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, bilang lewat X, kartunis dan desainer grafis LeMan yang bikin gambar itu udah ditangkap.
"Pelaku penghinaan ini udah diamankan. Orang-orang tidak tahu malu ini akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan hukum," tulisnya.
Gak cuma itu, editor-in-chief dan managing editor LeMan juga katanya masuk dalam daftar yang akan ditangkap.
LeMan sendiri gak tinggal diam. Mereka ngeluarin beberapa pernyataan di X juga. Intinya, mereka ngebela diri, kartun itu dibuat untuk menunjukkan penderitaan umat Muslim yang jadi korban, bukan buat ngeledek agama.
"Gak ada gambar nabi di situ. Kalau sampai ada yang nanggapinnya kayak gitu, itu karena niatnya memang jahat," tulis mereka.
Mereka juga minta maaf ke para pembaca yang mungkin merasa tersinggung, tapi yakin semua ini adalah bentuk provokasi yang disengaja.
Menteri Kehakiman Turki, Yilmaz Tunc, bilang kasus ini lagi diselidiki karena menghina nilai agama secara publik. Dia juga menegaskan, kebebasan berekspresi gak berarti bebas menghina hal-hal yang dianggap suci.
Gubernur Istanbul, Davut Gul, ikut bersuara. Katanya, pemerintah gak akan tinggal diam menghadapi upaya-upaya yang menyerang nilai-nilai suci bangsa.
(nu2/mau)