LittleDoodle Digelar Perdana, Eksis Jadi Ruang Kreatif bagi Keluarga

Co-founder JDF dan Little Doddle Christine Laifa cerita setelah perjalanan JDF selama dua tahun, ada banyak pengunjung yang berasal dari generasi muda.
"Kami sadar banyak anak-anak dan remaja yang datang bareng sama orang tuanya ke JDF yang kami adain. Kami juga sadar, kreativitas itu harus diasah dari kecil," katanya saat jumpa pers di kawasan Kuningan, Jakarta pada Kamis (15/5/2025).
Lewat LittleDoodle, Christine bareng timnya bakal eksplorasi tiga hal utama yakni kreatif dan edukasi, literasi, dan wellness.
"Banyak yang belum tahu kalau kreativitas diajari dari kecil, banyak yang belum jadi pengetahuan umum. Kita juga harus kritis, lebih enak untuk dibiasain. Makanya kepikiran selain art market, kita mesti sediain workshop untuk edukasi lewat aktivitas yang fun," sambungnya.
![]() |
Nantinya, LittleDoodle bakal ada workshop seni, pasar seni, karya seni instalasi, sesi baca buku dan storytelling, workshop musik sampai interaksi langsung sama kreator dan seniman Indonesia.
Feature artist yang sudah ikutan JDF Jaimee Maulana cerita kalau pengalamannya ikutan buka booth, jual merchandise, dan ketemu sama penggemarnya jadi hal yang paling unik.
"Bagian terbaiknya karena di sana saya ketemu dengan seniman-seniman yang amazing dan menginspirasi saya. Bagian terbaik lainnya adalah art market-nya seru banget, dan aku belanja banyak stiker," ucapnya lagi.
Pendiri All The Small Things Muchlis Fachry atau dikenal Muklay selalu mengkurasi karya-karya seniman muda buat dipajang di JDF. Ada satu area khusus buat emerging artist mejeng karyanya.
Menurut Muklay, selalu ada seniman baru di eksibisi All The Small Things. "Kami berusaha menerima drawing, painting, sederhananya tanpa membebani seniman dengan harus banyak konsep. Just doodle it, karena memang 50 % yang pameran adalah seniman baru," ucap Muklay.
(tia/pus)