Perupa Iwan Effendi Segera Buka Pameran Tunggal di ara Contemporary

Berjudul Once Was, Iwan Effendi yang punya background di Papermoon Puppet Theater sebagai dalang berhasil memadukan resonansi emosional dari dunia boneka.
"Pameran kali ini menampilkan gambar bergerak, lukisan, dan ilustrasi di atas kertas. Tapi fokusnya merekam jejak soal keberadaan dan gerakan gambar bergeraknya yang dihapus dan digambar berulang kali," katanya dalam keterangan yang diterima detikcom, Rabu (7/5/2025).
Terkadang Iwan Effendi menghapus apa yang sudah digambarnya di atas kertas dan menutupi dengan adegan berikutnya. Di karya terbarunya nanti, diakhiri dengan serangkaian potret diri di atas kanvas, ia ngubah dirinya sendiri jadi obyek.
Karya tersebut ada hubungan antara dalang dan boneka. Pameran Once Was juga disebut sebagai 'bahasa memori'.
Sebelumnya, Iwan juga pernah cerita rencana pameran tunggalnya saat pembukaan perdana ara contemporary di hadapan awak media, bulan lalu.
"Iya bulan Mei ini, sebagian besar adalah karya-karya terbaru yang saya buat," terangnya.
Profil Iwan Effendi
Iwan Effendi dikenal sebagai pendiri dan salah satu Direktur Artistik Papermoon Puppet Theatre Yogyakarta. Ia berhasil menghidupkan karakter boneka dengan narasi dan emosinya.
Praktik artistiknya dimulai dari pembuatan boneka, melukis, menggambar, dan melakukan pertunjukan. Yang lebih unik lagi, karyanya selalu punya kenangan dan cerita yang diwujudkan lewat boneka.
Iwan telah melanglang buana berkarya sebagai seniman. Pameran tunggalnya di antaranya eksibisi articulate di Mizuma Gallery Tokyo Japan (2024), preload di Mizuma Gallery Singapore (2023), Daydreaming Face di Ruci Art, Jakarta (2021), DRAWING (2020), Face to Face di Mizuma Gallery, Singapura (2019), Eye of the Messenger di Yavuz Gallery, Singapura (2011), dan Two Shoes for Dancing di Valentine Willie Fine Art (Project Room), Kuala Lumpur, Malaysia (2009).
Ia pernah ikut pameran kelompok di Bulgaria, Singapura, Australia, Belanda, Filipina, Prancis, Jepang, AS, dan Meksiko.
(tia/dar)