Wajah Baru Ciputra Artpreneur Setelah 10 Tahun

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Pertunjukan I La Galigo di Ciputra Artpreneur Theatre
Pertunjukan I La Galigo yang pernah dipentaskan di Ciputra Artpreneur Theatre. Foto: Image Dynamics/ Istimewa
Jakarta - Pada 16 Agustus 2014, Ciputra Artpreneur yang ada di lantai 11 Lotte Shopping Avenue dibuka pertama kalinya untuk publik umum. 10 tahun berselang, artspace yang terdiri dari ruang teater, galeri hingga museum mengenalkan kembali 'wajah terbaru'-nya.

Di ruang teater, ada beragam properti dan lighting yang ditambahkan. Artspace yang ada di Ciputra Artpreneur juga ditingkatkan lebih mutakhir.

Ciputra Artpreneur juga menambahkan pameran seni kontemporer, imersif, edukasi seni bagi anak-anak yang terinspirasi dari lukisan Menangkap Kupu-Kupu karya Hendra Gunawan. Museum Ciputra Artpreneur juga menjadi konservasi dan edukasi karya seni rupa modern.

Konsep artpreneur pertama kali digaungkan oleh mendiang Ciputra sejak tahun 2005 sebagai penggabungan dari kata art (seni) dan enterpreneur (wirausaha). Istilah ini pun yang dipilih menjadi nama Ciputra Artpreneur.

Presiden Direktur Ciputra Artpreneur, Rina Ciputra Sastrawinata mengatakan sejak awal berdiri, ayahnya yang memprakarsai project tersebut sampai sekarang. "Harus kami katakan, sampai sekarang kami masih memegang prinsip tersebut. Ada beberapa sekolah bikin pertunjukan, kami merangkul mereka," katanya saat di Ciputra Artpreneur, Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2025).

Saat pandemi, Ciputra Artpreneur membuka ruang edukasi bagi anak-anak. "Ada satu ruangan yang dedikasi buat anak-anak, program sumbangsih kami terus menciptakan kesinambungan antara produser, pemain, seniman-seniman, penonton, dan penjual tim. Kami sangat berpegang teguh buat melanjutkan amanah dari Pak Ciputra melestarikan seni dan budaya," tambahnya.

Selama 10 tahun ke depan, Direktur Ciputra Artpreneur Nararya Ciputra Sastrawinata cerita masih bakal fokus di lokasi yang sekarang. Menurutnya, lokasi strategis yang terhubung dengan mal atau pusat perbelanjaan dan hotel, terbilang susah.

"Kalau untuk galeri, kami bakal improvement dan meningkatkan fleksibilitas. Cuma kita masih berpikir buat ruang teater. Ada kebutuhan atau demand skala yang lebih kecil, sekitar 500 atau 300 penonton. Apakah bisa menyediakan tempat yang fisical space. Itu yang jadi opsi yang bisa dipakai oleh tenant ke depannya," tukasnya.


(tia/pus)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO