#RamadanJadiMudah by BSI

50 Puisi Cinta Rumi: Menelusuri Cinta dan Kehidupan

Nadwa Syifa - detikPop
Selasa, 04 Mar 2025 16:30 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/Photosensia
Jakarta -

Siapa sih yang gak kenal Jalaluddin Rumi? Tokoh sufi legendaris ini bukan cuma sekadar penyair biasa. Nama aslinya panjang banget, Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri, tapi kita cukup panggil Rumi aja.

Lahir di Balkh pada 30 September 1207, Rumi dikenal karena kata-katanya yang bikin hati adem dan pikirannya yang nyentuh banget tentang cinta, Tuhan, dan kehidupan.

Rumi percaya kalau esensi agama itu sebenarnya adalah Cinta. Cinta yang nggak kenal batas agama, ras, atau golongan.

Cinta yang mempersatukan semua ciptaan di bawah cahaya Tuhan. Gak heran kalau puisi-puisinya masih relevan banget buat kita di zaman sekarang, di tengah dunia yang kadang bikin kita lupa soal kemanusiaan dan kedamaian.

Nah, kali ini kita bakal ngebahas 50 puisi cinta Rumi yang dirangkum dari berbagai sumber. Puisi-puisi ini nggak cuma indah secara kata, tapi juga punya makna yang dalem banget.

1. Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu dalam "Suatu Ruang Murni" tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah.

2. Dalam terang-Mu aku belajar mencintai. Dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi. Kau senantiasa menari dalam hatiku, meski tiada seorang yang melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu. Dan, sungguh, Penglihatan Agung inilah yang menjadi inti dari seniku.

3. Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi bumi. Namun, kasih-Nya tiada berasal dari berbagai bentuk yang ada di bumi. Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yang ada di bumi, sebab bumi ini dan segala isinya tercipta sebagai perwujudan dari kasih-Nya.

4. Jika kau ingin melihat wajah-Nya, maka tengoklah pada wajah sahabatmu tercinta.

5. Sekian lama aku berteriak memanggil nama-Mu sambil terus-menerus mengetuk pintu rumah-Mu. Ketika pintu itu terbuka, aku pun terhenyak dan mulai menyadari sesungguhnya selama ini aku telah mengetuk pintu dari dalam rumahku sendiri.

6. Demi Allah, ketika kau melihat Jati dirimu sebagai Yang Maha Indah, maka kau pun akan menyembah dirimu sendiri.

7. Di mana saja kau berada, apa pun keadaanmu, cobalah selalu menjadi seorang pecinta yang senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali kau dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan dalam pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga hari kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan dibawa ke dalam surga dan hidup kekal selamanya. Namun, jika kau belum menjadi seorang pecinta, maka pada hari pembalasan seluruh pahalamu tak akan dihitung.

8. Pada Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan. Maka, aku akan memeluk kasih-Mu dan berkata kepada mereka: "Mintalah apa saja; mintalah atas namaku."

9. Ketika aku mati sebagai manusia, maka para malaikat akan datang dan mengajakku terbang ke langit tertinggi. Dan ketika aku mati sebagai malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku? Kau tak akan pernah dapat membayangkannya!

10. Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk berlutut dan bersujud kepada-Nya.

11. Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kaulemparkan sembarangan umpama sebutir batu.

12. "Mintalah sesuatu kepada-Ku," begitu Kau berkata suatu ketika. Aku tertawa dan berkata: "Aku telah cukup bersama-Mu. Tanpa kehadiran-Mu, seluruh dunia ini hanyalah sebatang kayu yang mengapung dan terombang-ambing di samudera-Mu."

13. Yakinlah, di Jalan-Cinta itu: Tuhan akan selalu bersama-Mu.

14. Tak ada pilihan lain bagi jiwa, selain untuk mengasihi. Namun, pertama kali jiwa harus merangkak dan merayap di antara kaki para pecinta. Hanya para pecinta yang dapat lepas dari perangkap dunia dan akhirat. Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau langit tertinggi. Bunga mawar kemuliaan hanya dapat bersemi di dalam hati para pecinta.

15. Segalanya yang kau lihat mempunyai akarnya dalam dunia yang tak terlihat. Bentuk akan berubah, namun intisarinya tetaplah sama.

16. Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi. Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap sendiri. Ketika aku diam dan tenang seperti bumi, tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan surga di langit tertinggi.

17. Hati manusia selalu terbuka dan dapat menerima segalanya: semua yang baik dan buruk menjadi bagian dari Sufi.

18. Aku kehilangan duniaku, ketenaranku, dan pikiranku. Ketika matahari terbit, maka semua bayang-bayang lenyap. Aku berlari mendahului bayang-bayang tubuhku yang lenyap saat aku berlari. Namun, cahaya matahari itu berlari mendahuluiku dan memburuku, hingga aku pun terjatuh dan bersujud pasrah ditelan samudera kilau-Nya yang mempesona.

19. Aku ingin melihat wajah-Mu pada sebatang pohon, pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa warna.

20. Karena Cinta segalanya menjadi ada. Dan hanya karena Cinta pula, maka ketiadaan nampak sebagai keberadaan.



Simak Video "Alasan Garin Nugroho Akhirnya Bikin Film Horor"


(dar/dar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork