Nungki Kusumastuti Terbitkan Buku Tari Indonesia dan Sejarahnya

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Nungki Kusumastuti meluncurkan buku Tari dan Sejarahnya di Auditorium IKJ, Jakarta Pusat, pada Kamis (27/2/2025).
Nungki Kusumastuti meluncurkan buku Tari Indonesia dan Sejarahnya di Auditorium IKJ, Jakarta Pusat, pada Kamis (27/2/2025). Foto: Courtesy of Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Jakarta - Penari yang juga dikenal sebagai pendiri Indonesian Dance Festival (IDF), Nungki Kusumastuti, menerbitkan buku berjudul Tari Indonesia dan Sejarahnya. Karya yang dirilis di Auditorium Institut Kesenian Jakarta itu diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU), kemarin.

Nungki yang sudah menekuni dunia tari sejak puluhan tahun lalu mengulas berbagai jenis tarian di Indonesia dan latar belakang sejarahnya. Ia juga menulis bagaimana tarian tradisional bisa bertahan dari generasi ke generasi serta evolusi jadi tari kontemporer.

Saat peluncuran bukunya, Nungki mengatakan ada banyak jenis tarian di Indonesia yang nggak terdokumentasi dengan baik. "Ada banyak alasannya, misalnya terbatasnya dokumentasi dari masa lalu, penelitian dan pencarian arsip yang mendalam sangat diperlukan untuk menyusun karya buku ini," kata Nungki dalam keterangan yang diterima detikpop, Jumat (28/2/2025).

Nungki pun melanjutkan, banyak generasi sekarang yang tidak tahu dengan ragam tari dan makna-makna di baliknya.

"Itulah salah satu tujuan saya membuat buku 'Tari Indonesia dan Sejarahnya'. Harapannya buku ini dapat dibaca dan dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia dan bukan hanya pelaku seni tari saja," katanya.

Profil Nungki Kusumastuti

Siti Nurchaerani Kusumastuti dikenal publik dengan Nungki Kusumastuti dikenal sebagai penari, akademisi, dosen, dan juga aktris. Dari 1985 hingga 2007, perempuan yang akrab dipanggil Nungki itu rutin mengisi berbagai acara kenegaraan dan penyambutan tamu negara dan dikenal sebagai salah satu penari untuk Istana Negara.

Sejak kecil, ia berlatih tari tradisional, terutama tari Jawa dan Bali. Ia semakin mendalaminya ketika belajar langsung dari Retno Maruti, dosen tari IKJ yang juga adalah penari dan koreografer terkemuka.

Sejumlah koreografi tari pernah dilakoninya. Mulai dari balet Gunung Agung Meletus (1979) gubahan Farida Oetoyo, teater eksperimental Meta Ekologi (1979) arahan Sardono W. Kusumo yang berlatar di sebuah kubangan lumpur, dan pementasan Awan Bailau (1984) karya Dedy Lutan dan Tom Ibnur yang memadukan tari tradisional Minang dengan gerak tari modern.

Awan Bailau pada tahun yang sama lantas dipentaskan kembali oleh Jurusan Tari IKJ di American Dance Festival, Durham. Nungki sebelumnya dikenal sebagai Rukkayah tua di series Gadis Kretek.


(tia/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO