Kusala Sastra Khatulistiwa Digelar Lagi Usai Vakum 3 Tahun

Yayasan dibangun oleh istri Richard Oh, Pratiwi Juliani, dan adiknya Linda Oh. Ada tiga tim kurator yang menyukseskan penghargaan yakni Nezar Patria, Eka Kurniawan, dan Hasan Aspahani.
Ketua Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia Pratiwi Juliani cerita pendirian yayasan ingin mengembalikan lagi warisan Richard Oh yang sudah berjalan selama 20 tahun.
"Setelah Richard Oh meninggal, para pegiat sastra selalu mempertanyakan kepada kami apa yang akan terjadi. Jadi saya pikir kehadiran kami kembali dan sekali ini dibantu oleh para kurator, kami ingin mengembalikan lagi KSK yang dinantikan oleh orang-orang," terangnya saat jumpa pers di Aula PDS HB Jassin, kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, pada Senin (20/1/2025).
Tahun ini, penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa bakal membuka peluang kepada para penerbit maupun penulis agar mengirimkan karyanya. Ada tiga kategori yang bakal diseleksi yakni prosa, puisi, dan cerpen.
Menurut Eka Kurniawan, kategori itu dipilih berdasarkan evaluasi dari yayasan dan tim kurator. "Secara kuantitas, cerpen itu banyak ditulis oleh penulis Indonesia sehingga perlu penghargaan sendiri biar muncul," kata novelis Cantik Itu Luka.
"Cara pandang penjurian novel dan cerpen juga berbeda, mengapa kategori cerpen perlu ada? Saya selalu ingat di Inggris, ada Booker Prize, salah satu yang terbayar adalah kerja kesinambungan secara program bisa kerja bareng-bareng. Tidak tergantung pada satu atau dua orang saja," sambung Eka.
Apa Sih Kusala Sastra Khatulistiwa?
Bagi detikers yang mungkin saja belum tahu, penghargaan sastra bergengsi ini dibuat oleh Richard Oh yang dikenal sebagai penulis sekaligus sutradara film pada 2001. Awalnya, anugerah bernama Khatulistiwa Literary Award namun berubah di 2014.
Sejumlah sastrawan Indonesia yang mendapatkan penghargaan sebelumnya di antaranya ada Seno Gumira Ajidarma, Linda Christanty, Goenawan Mohamad, Hamsad Rangkuti, Acep Zamzam Noor, Nirwan Dewanto, Kiki Sulistyo, Ayu Utami, Joko Pinurbo, Afrizal Malna, Okky Madasari, Iksaka Banu, Leila S. Chudori, Inggit Putria Marga hingga Aan Mansyur.
Mulai hari ini sampai 20 Februari 2025, karya bisa dikirimkan ke alamat yang tertera di website resmi. Salah satu syaratnya adalah buku cetak yang diterbitkan pertama kalinya pada 2024 dan dalam bahasa Indonesia.
Kategori berikutnya adalah kumpulan cerpen dengan jumlah minimal dua cerpen, novel sepanjang minimal 30.000 kata, dan kumpulan puisi yang terdiri dari minimal 40 puisi atau satu puisi panjang dengan total 40 halaman.
Nantinya, daftar panjang dan daftar pendek yang terpilih bakal diumumkan sebelum pengumuman pemenang. Malam Anugerah Kusala Sastra Khatulistiwa rencananya dijadwalkan digelar pada Juni 2025.
(tia/wes)