Cerita Emte hingga Tutu Digandeng Devialet Melukis di Speaker Mewah

Tiga seniman lokal Indonesia mulai dari Muhammad Taufiq atau Emte yang biasa menggambar kertas, seniman mural Tutugraf hingga Sejauh Mata Memandang digandeng oleh Devialet buat melukis di speaker mewahnya.
Mereka mampu mengubah speaker ikonis Devialet menjadi karya seni yang unik, menawarkan pengalaman sensorik melalui suara yang murni dan interpretasi kreatifnya.
Dalam pameran Sound and Vision yang digelar di The Resident OneFive Grand Hyatt, Emte cerita tawaran kolaborasi dari Devialet sangat menantang dan tak terduga. "Saya terbiasa melukis di atas kertas, tiba-tiba dikasih tawaran buat di permukaan bahan yang teknisnya susah. Ini pengalaman baru," terangnya pada Selasa (17/12/2024).
Emte pun mengambil simbol berbagai alat musik Indonesia dalam gambarnya di speaker Devialet. Dia pun memajang beberapa lukisan dengan tone earth dengan simbol obyek yang sedang memainkan alat musik Indonesia.
Menurut Emte, musik sudah jadi bagian dari hidup dan kesehariannya dalam berkarya. "Aku sengaja ambil alat musik tradisional karena saat kecil belajar main angklung, suling, dan tidak bermaksud mereka kuno atau ketinggalan zaman, tapi heritage ini yang harus dijaga," terang senima yang baru saja menggelar pameran tunggal di Frankfurt, Jerman, bulan lalu.
Hal yang sama juga diungkap oleh Tutugraf. Seniman yang biasa berkarya di atas tembok itu mengaku sepanjang hidupnya musik jadi keseharian yang nggak bisa dipisahkan.
![]() |
"Karya saya judulnya mixture of happiness. Dari dulu kalau dengerin musik di earphone, tujuannya supaya happy. Itu adalah salah satu karya saya untuk menikmati hidup. Buat definisi hidup saya jadi lebih komplit," terangnya.
Dengan gaya khas Tutu yang ikonik garis-garis dan warna dengan tone tertentu, Tutu membuat layer per layer dan detail dengan motif mega mendung.
"Saya taruh supaya orang Indonesia juga tahu soal mega mendung. Makna di baliknya, apa yang saya khayalkan dari dulu, setiap berproses kreatif dengan cara sekreatif mungkin. Simbolisasi awan, yang dari audio dibayangkan akan keluar dari pelat itu," katanya.
Sebelumnya, jenama Devialet pernah membuat kolaborasi dengan seniman Tiongkok, Yang Bao dan Wa Liu dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek 2024.
Freddie Beh, perwakilan dari Devialet Indonesia menambahkan, Kolaborasi ini adalah bukti sinergi antara teknologi canggih dan kreativitas dinamis seniman Indonesia.
"Melalui Sound & Vision, kami ingin menghadirkan pengalaman yang mendalam dan bermakna, tidak hanya meningkatkan apresiasi terhadap seni dan suara tetapi juga memberikan kontribusi nyata kepada komunitas lokal. Devialet Indonesia bangga mendukung inisiatif inspiratif," pungkasnya.
(tia/tia)