Demi Samsara, Juliet Burnett Belajar Tari Bali

Juliet Widyasari Burnett sebagai salah satu pemain yang beradu akting dengan Ario Bayu cerita Samsara adalah pengalaman main dalam film feature pertamanya.
"Saya juga jadi co-choreografer dalam adegan yang saya lakoni. Saya tinggal di Cold West, Australia. Di studio saya, saya buat beberapa gerakan lalu mengirimkan via WhatsApp kepada Mas Garin," katanya dalam bahasa Inggris, usai pertunjukan di Graha Bhakti Budaya, TIM, Jakarta Pusat, pada Jumat (13/12/2024).
Usai menciptakan gerakan, ketika mulai proses syuting di Denpasar, perempuan yang juga berprofesi sebagai balerina itu merasa seperti 'keluar dari jendela'.
"Samsara jadi proses pembelajaran, saya sudah pernah terlibat dalam film pendek tapi ini film feature, saya sudah 22 tahun sebagai penari profesional, jadi merasa sangat otentik dalam layar," terangnya.
Khusus untuk Samsara, Juliet pun belajar tari tradisional Bali. Keponakan mendiang sastrawan WS Rendra itu mengaku berasal dari keturunan Solo dan Yogyakarta.
"Saya jadi belajar koreografi dan tari Bali ketika latihan, untuk meningkatkan perkembangan gerakan saya. Ini pertama kalinya (belajar tari Bali), jadi saya sangat oke dan membantuku di set," kata Juliet.
Garin Nugroho sebagai sutradara pun memuji kelihaian Juliet Burnett dalam menari. Ketika melihat CV sang penari dan menontonnya langsung, ia langsung mengajaknya berkarya bareng.
"Sejak melihat di CV dan saya ingin ajak main di tempat saya. Dia ini kalau mau konsentrasi menari karena kan balerina. Kalau kerja syuting, rame. Suatu transformasi yang tidak mudah. Masuk ke seni komunal di Bali," pungkasnya.
Samsara mengambil setting tempat di Bali di tahun 1930-an, bercerita tentang seorang pria dari keluarga miskin yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya. Dia melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan. Namun, dalam prosesnya, ritual tersebut justru mengutuk istri dan anaknya hingga menderita.
Samsara menampilkan banyak elemen pertunjukan tradisional Bali seperti orkestra gamelan, tari tradisional, topeng, dan wayang yang dipadukan dengan musik elektronik digital serta tari dan topeng kontemporer.
(tia/wes)