Didik Nini Thowok Pernah Jual Mobil demi Belajar Menari di Luar Negeri

Selama lebih dari 5 dekade berkarya sebagai seniman sekaligus koreografer, Didik Nini Thowok punya cerita tersendiri. Pada 1985, ia pernah menjual mobil pribadinya untuk keluar negeri.
"Di zaman itu kan nggak mungkin kan ke Belgia, saya ke kota kecil di Belgia, stay 3 bulan di sana, ada murid saya yang kasih fasilitas tempat tinggal dan belajar menari ke sanggar-sanggar kecil," katanya saat berbincang dengan detikpop di area TIM, Jakarta Pusat, pada Senin (4/11/2024) lalu.
Bahkan Didik Nini Thowok ngaku kalau dirinya jarang ikut festival-festival besar. "Pengalaman saya justru lebih mengakar dan saya dari nol," terangnya.
"Dikenalkan ke sanggar-sanggar kecil dan ke galeri-galeri, ke Paris juga gitu, ketemu teman saya dan belajar menari di sana," sambung Didik.
Pada 2003, ia pernah diterbangkan oleh Japan Foundation bersama tiga koreografer cross-gender lainnya. Mereka berasal dari India, Jepang, dan China.
Dia keliling ke lima negara Eropa, dan di masa itu banyak orang yang baru paham kalau Indonesia punya tradisi cross-gender. "Saya bisa dibilang pionir kan ya, membabat alas seni cross-gender di Indonesia," katanya.
Ketika Indonesia lewat Kemendikbudristek periode sebelumnya punya dana hibah bernama dana Indonesiana, Didik Nini Thowok lolos aplikasi dan dibayarkan ke India, Thailand, Belanda, dan Austria.
"Semoga berlanjut dan diperbaiki ya (dana Indonesiana), saya umur 70 tahun baru dikasih uang saku di periode kemarin, tiketnya dan lain-lain. Itu aplikasi yang dilamarkan ke Dirjen Kebudayaan, menurut saya perlu. Dari dulu-dulu juga seharusnya begitu, saya juga pernah mengalami dipilih juga," kata pria yang sudah berkeliling ke 38 negara demi menari.
(tia/ass)