Sejarah Kelam Sanggar Bumi Tarung

Sampai Batas Tarung menampilkan puluhan patung dan lukisan karya seniman Misbach Tamrin, Amrus Natalsya, dan anggota lainnya. Di bagian sisi kiri ruang pamer, ada karya seniman muda.
Kalau kamu baca buku sejarah seni rupa Indonesia, nama Sanggar Bumi Tarung pas era Orde Lama sampai Orde Baru memang berafiliasi dengan Lekra. Tapi terlepas dengan sejarah kelamnya, kini mereka tetap eksis berkarya dan berpameran di mana-mana.
Misbach Tamrin saat diwawancarai detikpop di sela-sela pembukaan pameran di Galeri Nasional Indonesia ngomong setelah 63 tahun ada di seni rupa Indonesia, tentunya semangatnya berbeda dengan komunitas lainnya.
"Yang saya inginkan setelah kami pergi dan berpulang nanti, mulai sekarang ada kelanjutan buat pengurus Sanggar Bumi Tarung," katanya, Jumat (21/6).
![]() |
Saat itu di masanya, pria yang telah berusia 83 tahun ngaku kalau karya-karya mereka adalah seni untuk rakyat.
"Di tahun 1965 masuk tahanan, tentu jadi pengalaman buat kami. Ada makna dan hikmahnya di perjuangan berikutnya. Setelah '98 atau Reformasi bangkit lagi. Ketua kami Amrus Natalsya, dia memacu kami buat berkarya. 'Kalau kawan-kawan di Orde Baru menderita, sekarang saatnya berkarya buat dipamerkan ke publik. Kalau tidak lebih baik jadi kerbau'," tiru Misbach Tamrin menirukan perkataan sahabatnya tersebut.
"Akhirnya memacu kami buat berkarya, seperti apa yang publik lihat. Untuk membawa semangat perjuangan," sambungnya.
Lewat pameran terbarunya yang juga dicap sebagai terakhir bagi Sanggar Bumi Tarung, Misbach bilang pameran dua generasi ini bertujuan memajukan seni rupa Indonesia. "Apa yang kami kerjakan selama 63 tahun, ada yang melanjutkan. Sebagai penerus, semangat yang tak kunjung padam dihidupkan," tukasnya.
detikers yang mau main-main ke pameran 'Sampai Batas Tarung' dapat dikunjungi publik mulai tanggal 21 Juni - 12 Juli 2024 mulai pukul 09.00 - 19.00 WIB.
Pengunjung wajib melakukan registrasi online terlebih dahulu melalui laman web gni.kemdikbud.go.id/kunjungi-kami.
(tia/pus)