Persiapan Cuma Dua Bulan, John Navid Mejeng Karya Fotografi

Gak perlu khawatir bosan lihat kumpulan foto-foto, pameran John Navid atau akrabnya disebut Uncle John, suguhkan foto dengan cara seru dan 'nyeni' banget. Begitu pengunjung buka pintu Rubanah, ada patung lelaki berbaju merah yang punya ukuran lumayan gede lengkap dengan rak berisikan buku foto yang siap sambut pengunjung.
Begitu pun karya John yang gak cuma mejeng begitu aja. Perlu diakui, eksibisi lulusan Institut Kesenian Jakarta itu unggul dalam layouting.
Pameran Menangkap Gelagat dikurasi oleh Grace Samboh, program director Rubanah Underground. Tentunya, ia khatam dengan denah ruangan tempat mejengnya banyak projek itu.
Tapi tau gak sih, genks, sampai terciptanya pameran kece butuh waktu 1 tahun dari ajakan sang kurator sampai akhirnya diiyakan. Nyentrik banget! Meski kerap berpameran sebelumnya, pameran kali ini jadi pameran tunggal pertamanya yang berisi kumpulan foto-foto mencirikan kehidupan urban yang ia ambil saat berada di jalanan. Nah, foto-foto tersebut diambil sekitar tahun 2015-2022.
![]() |
Agak laen memang! Walaupun sudah punya rencana matang, foto-foto yang tampil dalam ruang pamer baru di-submit 2 bulan sebelum berlangsungnya pameran. Bahkan dalam waktu sesingkat itu, John mengirimkan 1.000 foto, sebelum finalnya Grace cuma pilih 80 foto buat tampil di ruang pamer.
Drummer Whiteshoes and the Couples Company itu ngaku agak kesulitan buat bagi waktu, baik untuk pilah-pilih foto sampai adakan pameran, hampir saja pameran batal karena kesibukannya. Tapi itulah hebatnya Grace, ia pede bisa tampilkan karya John meski proses kurasinya singkat.
"Si Grace tetap tenang ya 'bisa-bisa' dia bilang, ya sudah ini masih bisa gak karna saya submit fotonya last minute," canda John saat diwawancarai redaksi detikpop di Rubanah Underground, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat pada Selasa (19/4/2024).
![]() |
"Tapi itu kan juga karena saya bekerja dengan ruangan ini dari 2019. Jadi, saya lumayan tahu apa yang bisa kita capai dalam waktu-waktu seberapa saya bisa mengukurnya, kalau tempatnya lain mungkin gak mau juga sih sempet itu, karena gak tau ke mana kita bisa ngeprint yang gak perlu dua kali, ke mana kita bisa ngurus frame gitu-gitu lah, teknis aja, tapi 'waktu' mungkin kalau ada kesulitan. Kalau prosesnya, milihnya, motretnya, natanya semua seneng-seneng semua," sambung Grace.
Baca juga: Ngaku Nyeni? Datang Dulu ke Ireland's Eye |
Ciptakan kesan lawas dengan 80 foto, John sukses 'deliver' foto-fotonya dengan apik. Dari sekian banyak foto, ada 2 foto menggugah perhatian yang masing-masing fotonya dibelah dua dan dicetak dengan ukuran besar dalam frame vintage yang ia temukan 3 minggu sebelum pameran. Usut punya usut, dua foto tersebut jadi foto favorit John di pameran ini.
Menarik ya, detikers. Buat kamu yang penasaran, kamu bisa segera kunjungi pameran ini di Rubanah Underground, Wisma Geha karena hanya sampai 28 April aja loh!
(mg1/tia)