Geger aksi nekat para perampok di Museum Louvre pada Minggu (19/10/2025) siang. Seorang kurator museum mengatakan bahwa perhiasan yang dicuri dari Museum Louvre memiliki nilai 88 juta euro atau mencapai Rp 1,7 triliun.
Dikutip detikTravel dari laman BBC, para perampok menggunakan perkakas listrik dan memakan waktu kurang dari delapan menit untuk membawa kabur barang jarahan.
Barang-barang yang dicuri disebut sebagai artefak yang tak ternilai harganya. Delapan barang yang hilang, termasuk kalung berlian dan zamrud pemberian Kaisar Napoleon kepada istrinya, tiara yang dikenakan oleh Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III, dan beberapa barang yang sebelumnya dimiliki oleh Ratu Marie-Amelie.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu artefak yang dicuri terjatuh, yaitu mahkota milik Permaisuri Eugenie. Saat ini, mahkota itu rusak dan pihak museum sedang mengusahakan perbaikannya.
Lewat CCTV diketahui empat pencuri bertopeng menggunakan truk yang dilengkapi lift mekanis untuk masuk ke Galerie d'Apollon (Galeri Apollo) melalui balkon yang mengarah ke Sungai Seine.
Seorang petugas di Museum Louvre menceritakan detik-detik saat perampokan terjadi. Staf yang tak disebutkan namanya itu, menceritakan ada suara keras terdengar yang mulanya dikira berasal dari pengunjung yang marah. Ada dua rekannya yang juga mendengarkan suara serupa.
"Itu adalah suara tumpul, agak seperti suara logam," kata dia.
Rupanya, saat itulah pencuri menerobos jendela ke Galeri Apollo, tempat koleksi perhiasan bersejarah Louvre disimpan. Dua dari mereka memotong jendela kaca di lantai pertama menggunakan pemotong cakram bertenaga baterai dan memasuki museum. Mereka kemudian mengancam para penjaga di dalam, yang kemudian mengevakuasi gedung.
Para pencuri menggunakan tangga mekanis di belakang truk untuk mengangkat mereka ke balkon lantai satu dan masuk ke galeri. Keberadaan perampok itu ternyata disadari turis yang lari dengan panik ke arah petugas.
"Saya melihat salah satu penjahat berbalik sambil membawa sesuatu yang menurut saya mirip gergaji mesin, lalu saya berteriak kepada rekan-rekan saya untuk keluar," kata dia.
Dia berteriak untuk kedua kalinya bahwa itu adalah perampokan dan mereka harus lari. Salah satu rekannya membunyikan alarm melalui walkie-talkie dan kemudian mengevakuasi pengunjung. Mereka menutup semua pintu saat pergi untuk melindungi galeri-galeri di sekitarnya.
"Kami selesai mengevakuasi pengunjung tanpa menyadari apa yang sebenarnya terjadi," ujarnya.
Petugas itu tak pernah menyangka akan ada perampokan seterang-terangan ini. Para pencuri mencoba membakar kendaraan mereka di luar, tetapi dicegah oleh seorang staf museum. Mereka terlihat kabur dengan motor.
"Bagi kami, sungguh tak masuk akal etalase bisa pecah... kami sama sekali tidak pernah berpikir ada risiko sebesar itu... tidak ada yang siap menghadapi hal itu," kata dia.
Seorang petugas Louvre lainnya juga menceritakan bagaimana dia berhasil menggagalkan perampok yang ingin membakar truk yang digunakan untuk merampok. Dia mencium bau bensin yang sangat menyengat saat ia tiba di lokasi kejadian di luar Louvre, tempat geng tersebut memarkir truk mereka.
"Saya berlari keluar menembus piramida dan melintasi halaman... Saya tiba di sana tepat saat para penjahat melarikan diri dengan skuter," ujarnya kepada BFMTV.
Komplotan tersebut memecahkan tangki bahan bakar truk dan ada obor las di dekatnya. Petugas keamanan dan rekan-rekannya adalah orang pertama yang menemukan mahkota Eugenie yang terjatuh saat perampok hendak kabur.
Terkini, Otoritas Prancis dilaporkan menangkap dua tersangka terkait pencurian permata mahkota berharga dari Museum Louvre Paris. Salah satu tersangka disebut ditangkap saat hendak naik pesawat.
Dilansir BBC, Minggu (26/10/2025), surat kabar Le Parisien melaporkan kedua tersangka berasal dari pinggiran kota Paris, Seine-Saint-Denis. Salah satunya ditangkap saat sedang bersiap untuk naik pesawat dari Bandara Charles de Gaulle.
(aau/aau)
