Bandara Internasional Syamsudin Noor di Banjarmasin membuka rute penerbangan internasional perdana ke Kuala Lumpur, Malaysia. Dikutip detikTravel dari Antara, rute internasional pertama ini akan dimulai bulan depan.
Penerbangan ke luar negeri perdana di Bandara Udara Internasioal Syamsudin Noor Banjarmasin itu, dijadwalkan terbang mulai 20 Oktober 2025. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan terus menggenjot persiapan menyambut penerbangan rute Kuala Lumpur-Banjarmasin tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalsel, M Fitri Hernadi mengatakan untuk mendukung rute internasional ini diperlukan kolaborasi yang konkret lintas sektor, terutama untuk mendongkrak minat kunjungan wisatawan dari luar negeri melalui pintu masuk Kuala Lumpur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika kita ingin penerbangan ini tidak hanya sebatas seremoni, maka perlu aksi nyata. Kita harus memastikan bahwa semua sektor pariwisata, UMKM, travel, budaya, dan pengusaha bergerak bersama," ujar Fitri seperti dilansir dari Antara, Selasa (2/9/2025).
Tingkat keterisian penumpang (load factor) penerbangan internasional ditargetkan minimal mencapai 80 persen pada bulan pertama. Angka tersebut menjadi tolok ukur penting untuk menarik minat maskapai lain membuka rute internasional serupa menuju Banjarmasin. Sebaliknya, jika target ini tidak terpenuhi, rencana pengembangan rute berpotensi ditunda bahkan dibatalkan.
Karena itu, Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan didorong untuk segera menggelar promosi besar-besaran terhadap berbagai daya tarik unggulan daerah, mulai dari Pesona Pasar Terapung, Geopark Meratus, hingga beragam acara budaya dan keagamaan, termasuk haul Guru Sekumpul yang selama ini terbukti menyedot perhatian wisatawan mancanegara.
Selain itu, Asita bersama pelaku travel diminta untuk menyiapkan paket wisata khusus bagi wisatawan asal Kuala Lumpur maupun negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Tak kalah penting, pelaku UMKM serta pengusaha lokal juga diharapkan berperan aktif dengan menyediakan produk-produk khas serta layanan penunjang pariwisata. Sehingga, wisatawan dapat langsung merasakan kekayaan budaya dan kreativitas ekonomi Kalimantan Selatan.
"Ini momentum besar. Kita tidak hanya bicara soal penerbangan, tapi efek ganda untuk ekonomi daerah," kata Fitri.
Setiap instansi atau lembaga pun diminta menyusun rencana aksi konkret, termasuk penetapan person in charge (PIC) di tiap sektor. Progres akan dimonitor secara berkala hingga menjelang penerbangan perdana pada 20 Oktober 2025.
"Kita harus pastikan, ketika pesawat mendarat, wisatawan yang datang merasa terlayani dan ingin kembali. Ini bukan kerja satu instansi, tapi kerja bersama seluruh Banua," kata Fitri.
(aau/aau)