.webp)
Beberapa makanan punya cita rasa yang luar biasa, mungkin saking enaknya sampai membuat antarnegara saling berebut klaim. Fenomena ini dikenal sebagai gastronasionalisme, yakni persaingan klaim terhadap makanan tradisional demi memperkuat citra budaya suatu negara.
Perselisihan tak jarang muncul karena makanan tertentu, hingga batas antara siapa pemilik asli sebuah hidangan menjadi tak jelas. Beberapa negara sampai mengajukan hidangan khasnya ke badan internasional untuk mendapat perlindungan hukum dan mempertegas kepemilikan kuliner.
Deretan Makanan yang Pernah Jadi Rebutan Antarnegara
Dalam beberapa dekade terakhir, makanan tidak hanya menjadi kebutuhan konsumsi atau ekspresi budaya, tetapi juga simbol identitas dan bahkan alat diplomasi. Berikut ini 5 makanan yang pernah menjadi sengketa antar negara, disadur dari detikFood:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Rendang
 Rendang hitam. Foto: Instagram |
Rendang sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu kuliner paling ikonik dari Minangkabau di Sumatera Barat, Indonesia. Berdasarkan berbagai catatan sejarah, hidangan ini berasal dari tradisi memasak masyarakat Minangkabau.
Meski begitu, muncul juga klaim dari Malaysia, terutama dari komunitas diaspora Minangkabau yang telah menetap di negara tersebut. Para sejarawan kuliner menjelaskan bahwa perpindahan orang Minangkabau ke Malaysia turut membawa tradisi memasak rendang, sehingga versi rendang setempat berkembang dengan karakter yang berbeda dari rendang di Sumatra.
Perbedaan inilah yang kemudian menimbulkan perdebatan. Sebagian masyarakat Malaysia menganggap rendang sebagai bagian dari kuliner nasional mereka, sementara banyak warga Indonesia menegaskan bahwa rendang adalah hidangan asli Minangkabau.
2. Baklava
 Baklava with pistachio Foto: Thinkstock |
Baklava merupakan pastry manis berlapis filo yang berasal dari kawasan Timur Tengah dan Mediterania. Hidangan ini kerap menjadi objek perebutan budaya antara Turki dan Yunani, termasuk beberapa negara lain di wilayah tersebut.
Survei menunjukkan bahwa lebih dari 95 persen masyarakat Turki menganggap baklava sebagai makanan khas Turki. Di sisi lain, banyak warga Yunani juga mengklaim baklava sebagai bagian dari warisan kuliner mereka.
Sebagai langkah diplomasi kuliner, baklava dari Gaziantep di Turki memperoleh status Indikasi Geografis Terlindungi (PGI) dari Uni Eropa. Selain itu, varian baklava khas Erzurum di Turki juga telah mendaftarkan indikasi geografis melalui kantor paten nasional.
3. Kimchi
 Ilustrasi Kimchi Foto: iStockphoto/Getty Images/Zania Studio |
Kimchi, sajian fermentasi sayuran yang menjadi ikon kuliner Korea, bukan hanya simbol nasional Korea Selatan tetapi juga sumber perselisihan gastronomi. Pada tahun 2020, muncul polemik setelah ISO (International Organization for Standardization) menerbitkan ISO 24220:2020 tentang "pao cai," yaitu acar sayuran Tiongkok, yang oleh sebagian pihak disalahartikan sebagai standar kimchi versi China.
Kesalahpahaman ini memicu kemarahan banyak warga Korea karena dianggap sebagai upaya Tiongkok mengklaim asal-usul kimchi. Namun, persoalan tersebut ternyata disebabkan kekeliruan penerjemahan istilah "pao cai" yang dalam bahasa Mandarin tidak merujuk pada kimchi.
Penjelasan kemudian diberikan bahwa standar ISO tersebut khusus untuk pao cai dari Tiongkok dan tidak berkaitan dengan kimchi. Selain itu, perdebatan serupa juga muncul di lembaga pangan internasional seperti Codex Alimentarius terkait definisi kimchi antara Korea dan negara-negara lain.
4. Kari
 Kari Ayam. Foto: Site Culinary/Visual |
Kari adalah sajian berbumbu rempah yang sangat luas variasinya, sehingga sulit menetapkan satu negara sebagai pemilik sah hidangan ini. Secara historis, kari tumbuh dari tradisi kuliner Asia Selatan dan menyebar melalui jalur perdagangan rempah ke berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara hingga Eropa.
Istilah "kari" sendiri berasal dari bahasa Tamil, menunjukkan akar budaya India dalam hidangan ini. Di Asia Tenggara, negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand mengembangkan versi kari mereka masing-masing yang memiliki cita rasa lokal.
Di Indonesia misalnya, terdapat nasi kari yang telah menjadi bagian dari kekayaan kuliner setempat. Karena proses adaptasi berlangsung sangat panjang, penetapan asal tunggal kari menjadi sangat rumit.
5. Sambal
 Sambal or traditional chili sauce from Indonesia, freshly made using stone mortar and pestle. Bird's eye chili spread around Foto: Getty Images/Yessi Pravita |
Sambal merupakan bumbu pedas khas Nusantara yang sangat populer baik di Indonesia maupun Malaysia. Walau tidak seintens rendang dalam perdebatan internasional, sambal tetap menjadi salah satu makanan yang sering diperebutkan sebagai identitas kuliner antarnegara serumpun.
Beberapa kreator kuliner Malaysia kerap menampilkan sambal sebagai bagian dari makanan nasional negara tersebut. Padahal, jika melihat ragam sambal dari Indonesia, variasinya sangat banyak dan memiliki hubungan kuat dengan identitas daerah.
Selain Malaysia, Singapura juga pernah mengakui sambal sebagai bagian dari makanan tradisional mereka. Kesamaan budaya Melayu membuat Indonesia, Malaysia, dan Singapura sama-sama mengenal sambal sebagai pelengkap hidangan, meski masing-masing memiliki ciri rasa yang berbeda.
(aau/aau)
