8 Makanan Khas Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah

8 Makanan Khas Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Senin, 24 Mar 2025 22:00 WIB
Pulau Kalimantan disebut sebagai salah satu paru-paru dunia karena luas hutannya yang mencapai hingga 40,8 juta hektar. Beginilah potret hijaunya hutan Kalimantan.
Ilustrasi Kalimantan/Foto: Rachman Haryanto
Palangka Raya -

Suku Dayak merupakan salah satu suku di Kalimantan. Sama seperti suku lainnya, Suku Dayak juga memiliki banyak makanan khas sebagai kekayaan kuliner nusantara.

Dari jurnal berjudul Eksplorasi Kekayaan Kuliner Masyarakat Suku Dayak Ngaju di Desa Mandomai Kalimantan Tengah, yang disusun Septo, Lala Aprilia Wulandari, Caroline Yunita Tiwo, Eri Yanti, Eli Karliani, dan Tryani dari Universitas Palangka Raya, detikKalimantan merangkum banyak kuliner khas.

Dalam hasil penelitian yang dilakukan Septo dkk, diterangkan bahwa Kalimantan Tengah (Kalteng) merupakan provinsi terbesar kedua setelah Papua. Kalteng didominasi Suku Dayak, Jawa dan Banjar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain memiliki potensi wisata alam, Kalteng juga memiliki potensi wisata kuliner yang bisa dikenalkan hingga penjuru dunia. Berikut sederet makanan khas Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.

Makanan Khas Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah:

1. Juhu Umbut Rotan

Umbut rotan atau yang dikenal uwut nang'e adalah kuliner Suku Dayak yang berbahan dasar rotan muda. Rotan tersebut dibersihkan kemudian dibuang kulitnya dan dipotong dalam ukuran kecil.

Umbut rotan dimasak bersama dengan ikan baung, bumbu, dan terong asam. Rasa gurih, asam, dan sedikit pahit yang dipadukan dengan manisnya daging ikan, menjadi ciri khas dari kuliner tersebut.

2. Juhu Umbut Sawit

Juhu umbut sawit merupakan makanan terpopuler dan paling banyak dicari pencinta kuliner yang datang ke Kalimantan Tengah. Makanan itu menjadi kuliner favorit dan wajib dihidangkan dalam acara-acara besar seperti syukuran, karena rasanya yang sangat lezat.

3. Kalumpe/Karuang

Kalumpe/karuang yaitu sayuran yang terbuat dari daun singkong yang telah ditumbuk hingga halus. Istilah Kalumpe digunakan dalam bahasa Dayak Maanyan, sedangkan Karuang digunakan dalam bahasa Dayak Ngaju.

Kalumpe diolah dengan cara menumbuk daun singkong hingga halus yang dicampur dengan terong kecil atau terong pipit, ditambah dengan bumbu bawang merah, bawang putih, serai, dan lengkuas yang sudah dihaluskan. Umumnya, kuliner itu disajikan bersama dengan sambal terasi.

4. Wadi

Wadi merupakan makanan yang berbahan dasar ikan atau terkadang menggunakan daging babi. Cara membuatnya yaitu dengan terlebih dahulu membersihkan ikan atau daging, kemudian direndam selama 5-10 jam dalam air garam.

Lalu daging atau ikan tersebut diangkat dan dibiarkan mengering. Setelah kering, ikan atau daging tersebut dicampur dengan Sa'mu hingga rata dan disimpan dalam wadah yang kedap udara dan tertutup rapat.

Simpan selama 3-5 hari untuk ikan dan seminggu lebih untuk daging. Sebelum disantap, wadi harus digoreng atau dimasak terlebih dahulu.

5. Juhu taya

Juhu taya dengan ikan bapuyu yaitu masakan berkuah. Pengolahan juhu taya sama dengan juhu-juhu masyarakat Dayak pada umumnya. Bumbu-bumbunya pun sama. Yang membedakan tentu saja rasa khas dari daun taya itu sendiri.

Dalam pengolahan sayur-sayuran, Suku Dayak sangat menggemari sayuran berkuah dengan bumbu-bumbu yang sama, hanya bahan yang berbeda-beda.

6. Keripik kelakai

Hutan telah menjadi sumber penghidupan bagi mereka, sehingga tak jarang flora yang terdapat di dalam hutan dimanfaatkan untuk kebutuhan perut. Tanaman kelakai adalah salah satu tanaman yang telah dimanfaatkan masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah.

Kelakai biasanya diolah menjadi kuliner sejenis camilan, misalnya keripik. Keripik kelakai adalah makanan khas Kalimantan Tengah yang dibuat Suku Dayak dengan memanfaatkan bagian daun yang masih muda. Daun kelakai kemudian dibaluri adonan tepung bumbu dan digoreng pada minyak panas.

Keripik kelakai yang sudah jadi mempunyai rasa gurih dan teksturnya sangat renyah di mulut.

7. Lemang

Lemang adalah makanan yang menurut sejarah pertama kali dibuat oleh bangsa Melayu. Penyebaran masyarakat Suku Melayu yang begitu masif hingga ke Indonesia membuat makanan satu ini terdapat di bagian utara Indonesia. Seperti di Kalimantan yang cukup banyak dihuni penduduk Melayu, sehingga membuat sebagian orang mengira lemang adalah makanan khas Kalimantan Tengah.

Selain Suku Melayu, Suku Dayak juga menjadikan lemang sebagai panganan yang disajikan pada pesta-pesta adat. Lemang merupakan makanan sejenis lontong atau ketupat yang dibuat dari bahan baku beras ketan.

Pengolahan dari beras ketan hingga menjadi lemang melewati proses pematangan yang unik, yakni dimasak dalam seruas bambu. Sebelum dimasukkan ke dalam bambu, terlebih dahulu beras ketan digulung dengan daun pisang atau daun bambu.

Selain di Kalteng, lemang juga banyak ditemui di Kalimantan Selatan. Lemang biasanya disajikan bersama lauk asin dan tidak, tergantung selera.

8. Kue Gagatas atau Kue Getas

Kue Gagatas adalah kue tradisional yang terbuat dari beras ketan. Dahulu, penduduk Kalteng banyak yang memakan kue gagatas saat terjadi paceklik. Selain di Kalimantan, kue getas juga bisa ditemui di Kota Surabaya dan sekitarnya.

Kue yang satu ini banyak dijual di pasar tradisional sebagai jajanan atau camilan. Harga pasaran kue gagatas juga ramah di kantong sehingga tak heran jika kue ini memiliki banyak peminat.

Kue gagatas mempunyai bentuk lonjong menyerupai telur. Meski demikian, ada juga pembuat yang membentuk kuenya lonjong agak pipih dan di bagian luarnya terdapat lapisan gula sehingga menimbulkan daya pikat tersendiri dari kue ini. Kue gagatas disantap sebagai camilan menanti senja.




(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads