3 Orang Utan Kalimantan Dilepasliarkan di TNBBBR Melawi

3 Orang Utan Kalimantan Dilepasliarkan di TNBBBR Melawi

Ocsya Ade CP - detikKalimantan
Kamis, 18 Des 2025 10:39 WIB
Pelepasliaran orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Kalimantan Barat.
Pelepasliaran orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Kalimantan Barat. Foto: Dok. YIARI
Melawi -

Tiga individu orangutan kembali dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) wilayah kerja Resort Mentatai, Kecamatan Menukung, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Ketiga orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) yang dilepasliarkan adalah Badul, Korwas, dan Asoka.

Mereka adalah orangutan yang dititip-rawatkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Orangutan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) di Desa Sungai Awan Kiri, Kabupaten Ketapang.

"Pelepasliaran ini adalah wujud kolaborasi antara BKSDA Kalbar, Balai TNBBBR, dan YIARI," kata Kepala BKSDA Kalbar Murlan Dameria Pane dalam keterangannya, Rabu (18/12/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegiatan pelepasliaran orangutan hasil rehabilitasi YIARI di Ketapang ke TNBBBR ini tidak sekadar memindahkan orangutan dari pusat rehabilitasi ke habitatnya, tetapi merupakan bentuk komitmen semua pihak terhadap konservasi keanekaragaman hayati khususnya dalam hal ini konservasi orangutan.

"Pelepasliaran ini memberikan kesempatan untuk Badul, Korwas, dan Asoka utk hidup dan beraktivitas di alam bebas. Semoga mereka hidup sejahtera dan berkembangbiak sehingga menambah populasi orangutan Kalimantan," terang dia.

Tim kolaborasi tentu mempunyai alasan untuk memilih TNBBBR sebagai lokasi pelepasliaran yang dilakukan pada 16 Desember 2025 ini. Alasannya, TNBBBR dikenal masih memiliki tutupan hutan yang baik, sumber pakan yang melimpah, serta tekanan manusia yang relatif rendah. Selain itu, kawasan ini juga dinilai aman bagi orangutan karena berstatus kawasan konservasi yang mendapat pengawasan rutin melalui patroli Balai TNBBBR.

Sebelum pelepasliaran, ketiga individu telah melalui prosedur medis pra-pelepasliaran, mencakup pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penimbangan bobot badan rutin, serta verifikasi identitas satwa melalui microchip.

Ketua Umum YIARI Silverius Oscar Unggul mengapresiasi sinergi berbagai pihak dalam pelepasliaran ini. Dikatakan dia, setiap individu orangutan yang berhasil kembali ke hutan adalah buah dari proses panjang: penyelamatan, rehabilitasi, dan perawatan rutin dari tim.

"Pelepasliaran tiga orangutan ini bukan hanya kabar baik bagi YIARI, tetapi juga bagi masa depan keanekaragaman hayati Indonesia," katanya.

Silverius sangat menghargai dukungan BKSDA Kalbar, Balai TNBBBR, dan masyarakat sekitar kawasan yang turut memastikan hutan tetap menjadi rumah yang aman bagi orangutan. Setelah pelepasliaran, tim gabungan YIARI dan Balai TNBBBR akan melaksanakan pemantauan untuk memastikan proses adaptasi berjalan baik.

Hal-hal yang diperhatikan ketika pemantauan di antaranya ialah kemampuan menemukan pakan, membuat sarang, hingga mempertahankan perilaku liar di lingkungan barunya.

Sebagai penyebar biji dan pembuka ruang bagi tumbuhan hutan, orangutan berperan penting dalam menjaga hutan tetap sehat. Penambahan individu orangutan hasil rehabilitasi di kawasan ini diharapkan dapat memperkuat populasi orangutan kalimantan dalam jangka panjang sekaligus menjaga kelestarian hutan di TNBBBR.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Top 5: Populasi Orangutan di Tapsel hingga Ancaman Siklon Tropis Bakung"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads