Jika suatu hari detikers melintasi kawasan Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur, lalu melihat simbol seekor rusa beranting besar di baliho, patung, atau lambang resmi pemerintah daerah, itulah rusa sambar (Cervus unicolor), satwa khas sekaligus maskot resmi kabupaten ini.
Bukan sekadar pemanis identitas daerah, keberadaan rusa sambar memiliki kisah panjang yang erat dengan alam liar Kalimantan dan budaya lokal masyarakatnya. Di Penajam Paser Utara (PPU), keberadaan rusa ini menjadi semacam pengingat bahwa meskipun pembangunan dan modernisasi terus bergerak maju, terlebih dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN), kabupaten ini tetap menjunjung tinggi harmoni antara manusia dan alam.
Lalu bagaimana keberadaan rusa sambar saat ini? Bagaimana status konservasinya? Yuk, simak penjelasan yang telah detikKalimantan rangkum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusa Sambar, Rusa Terbesar di Asia
Secara ilmiah, rusa sambar dikenal dengan nama Cervus unicolor, dan merupakan salah satu spesies rusa terbesar di Asia. Bobotnya bisa mencapai 200 kilogram, dengan tinggi tubuh hingga 1,5 meter.
Salah satu ciri khas rusa jantan adalah antler atau tanduk bercabang yang besar, kokoh, dan hanya tumbuh pada musim tertentu. Tanduk ini bukan hanya sebagai alat pertahanan, tetapi juga simbol keunikan yang dimiliki rusa sambar.
Rusa sambar mendiami berbagai tipe hutan, dari dataran rendah hingga pegunungan. Mereka tersebar di kawasan India, Tiongkok, Asia Tenggara, hingga Indonesia, terutama di hutan-hutan Kalimantan dan Sumatra.
Yang membuatnya istimewa, rusa ini termasuk hewan penyendiri. Ia lebih suka hidup soliter atau dalam kelompok kecil. Rusa jantan biasanya hanya akan muncul saat musim kawin untuk mencari betina.
Makanan favorit rusa sambar adalah rumput, dedaunan, buah hutan, dan tunas-tunas muda. Mereka aktif saat senja dan malam hari (nokturnal), sehingga tak mudah ditemukan di siang hari. Karena perilaku inilah, rusa sambar kerap disebut sebagai satwa yang anggun namun misterius, simbol kehati-hatian di alam liar.
Status Konservasi dan Ancaman
Menurut IUCN Red List of Threatened Species, rusa sambar dikategorikan sebagai Vulnerable (Rentan) terhadap kepunahan. Populasinya terus menurun akibat perburuan liar dan hilangnya habitat alami. Di beberapa wilayah, rusa sambar bahkan sudah sangat jarang terlihat di alam bebas.
Organisasi konservasi seperti WWF menyoroti pentingnya upaya pelestarian rusa sambar sebagai bagian dari ekosistem hutan tropis yang lebih luas. Kehadiran mereka berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menjadi indikator kesehatan ekosistem.
Maskot yang Bukan Sekadar Lambang
Lalu mengapa rusa sambar dijadikan maskot Penajam Paser Utara? Pertama, karena rusa sambar memang secara historis menjadi penghuni asli hutan-hutan di kawasan PPU, bahkan sebelum kabupaten ini terbentuk secara administratif.
Keberadaannya terekam dalam budaya masyarakat adat yang menjunjung hubungan sakral dengan alam. Dalam banyak tradisi, rusa sering kali dianggap sebagai penjaga hutan, hewan yang tidak mengganggu tetapi juga tak mudah diganggu.
Kedua, rusa sambar dipilih sebagai maskot karena sifatnya yang tangguh, mandiri, dan peka terhadap perubahan lingkungan. Hal ini sejalan dengan semangat masyarakat PPU yang kini sedang menyambut transformasi besar-besaran, terutama setelah kawasan ini ditetapkan sebagai gerbang Ibu Kota Nusantara.
Simbol rusa sambar juga diadopsi dalam berbagai kegiatan resmi, pariwisata, hingga program pelestarian lingkungan. Pemerintah daerah mendorong kampanye konservasi satwa liar dan menjaga keberlanjutan hutan melalui edukasi publik dan kegiatan penghijauan. Semua ini berangkat dari filosofi rusa sambar, yaitu hidup berdampingan dengan alam dan menjaga sekitar.
![]() |
Upaya Konservasi dan Harapan ke Depan
Untuk melindungi rusa sambar, berbagai upaya konservasi telah dilakukan, termasuk penangkaran, pengawasan habitat, dan patroli anti-perburuan liar. Masyarakat lokal juga dilibatkan dalam pelestarian dengan pendekatan kearifan lokal. Salah satunya adalah mengenalkan kembali rusa sambar kepada generasi muda, bukan hanya lewat simbol, tapi juga lewat kegiatan pendidikan dan wisata berbasis konservasi.
Maka dari itu, saat detikers melihat ilustrasi rusa sambar di sepanjang jalan, ingatlah bahwa itu bukan sekadar dekorasi. Simbol tersebut adalah ajakan untuk mengenal, menjaga, dan hidup selaras dengan hutan yang menjadi rumah kita semua.
Itulah informasi mengenai rusa sambar sebagai maskot Penajam Paser Utara. Semoga artikel ini bermanfaat.
(sun/des)