Warga Tarakan Barat Keluhkan Jalan Rusak Diduga Imbas Illegal Logging

Warga Tarakan Barat Keluhkan Jalan Rusak Diduga Imbas Illegal Logging

Oktavian Balang - detikKalimantan
Senin, 07 Apr 2025 23:00 WIB
Lokasi yang diduga tempat bongkar muat kayu ilegal di Tarakan.
Lokasi yang diduga tempat bongkar muat kayu ilegal di Tarakan. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Tarakan -

Warga RT 12 Suaran, Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, mengeluhkan rusaknya jalan akibat lalu lalang truk yang diduga mengangkut kayu dari aktivitas illegal logging. Kegiatan ini disebut telah berlangsung lebih dari satu tahun.

Berdasarkan pantauan jurnalis detikKalimantan selama dua hari di lokasi sejak Sabtu (5/4), terlihat pipa air menonjol di tengah jalan RT 12 yang belum beraspal. Sejumlah titik jalan juga tampak rusak parah, diduga akibat dilalui kendaraan berat. Ditemukan pula dermaga ilegal dan pondok tempat pekerja beristirahat di lokasi tersebut.

Tim detikKalimantan juga memperoleh video amatir yang merekam aktivitas bongkar muat kayu. Dalam video, tumpukan kayu tersusun rapi sementara para pekerja tampak santai menjalankan tugasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluhan Warga dan Kerusakan Jalan

Seorang warga RT 12, Prima (bukan nama sebenarnya) mengungkapkan dampak aktivitas ini. Menurutnya, warga lokal tidak merasakan manfaat ekonomi meski sebagian dipekerjakan sebagai tenaga angkut. Ia menduga oknum ketua RT terlibat dengan pelaku.

"Jalanan kami rusak parah karena truk-truk itu bawa kayu sampai 50-60 kubik setiap kali lewat. Saya sudah lapor ke Pak RT, tapi sepertinya dia malah main bareng mereka," ujarnya, Sabtu (5/4/2025).

Hal ini juga sudah dilaporkan ke pihak kelurahan. Namun, dia mengaku tidak ada respons sehingga timbul kecurigaan bahwa praktik ini dibiarkan.

"Saya menduga Pak Lurah tahu, tapi pura-pura (masa) bodo," tambah Prima menegaskan.

Kondisi Jalan Suaran RT 12 yang rusak diduga akibat truk illegal logging.Kondisi Jalan Suaran RT 12 yang rusak diduga akibat truk illegal logging. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan

Pola Aktivitas Bongkar Muat

Prima menjelaskan jadwal kegiatan tersebut. Menurutnya, para pelaku membawa kayu antara sore atau pagi, tergantung air pasang.

"Malam kayu sampai lokasi, lalu dibongkar mulai jam 4 subuh sampai jam 1 siang," ungkapnya.

Ia menduga kayu disimpan di salah satu perumahan di wilayah Karang Harapan dan salah satu di wilayah Jembatan Bongkok untuk menghindari pajak atau protes warga. Meski ada warga yang dibayar untuk mengangkut kayu, Prima menyebut ini hanya upaya tutup mulut.

"Di Suaran, mereka mau angkat kayu karena dibayar, tapi di perikanan ogah," tuturnya.

Namun, ia menegaskan keuntungan itu tak sebanding dengan kerusakan, terutama saat musim hujan ketika truk tetap beroperasi tanpa peduli kondisi jalan atau keselamatan.

Warga Kian Resah

Lalu lalang truk, bahkan di cuaca buruk, membuat warga semakin resah. Prima mengaku mendapat informasi dari warga lain tentang dugaan keterlibatan oknum aparat berinisial SN, RN, dan FR.

"Warga khawatir, apalagi saat hujan. Truk nggak peduli, yang penting kayu masuk dan mereka untung, sementara warga cuma dapat sisa-sisa. Saya sudah pastikan nama-nama (oknum aparat) itu bener orangnya," jelas Prima.

Terpisah, Ketua RT 12 Kelurahan Karang Harapan Budi Subuh Hadi menanggapi keluhan warga dan isu yang beredar. Ia membenarkan adanya pipa yang timbul di tengah jalan. Hal itu disebabkan oleh erosi akibat air hujan dan lalu lalang kendaraan.

Mengenai video beredar, Budi Subuh Hadi membenarkan lokasi dermaga itu ada di wilayahnya. Namun, ia menegaskan bahwa video itu merupakan rekaman lama. Kegiatan bongkar muat berlangsung sekitar 4 hingga 5 bulan yang lalu dan bukan aktivitas baru-baru ini.

"Itu hanya tanggapan orang yang tidak mengerti cerita. Jika ada yang bisa membuktikan kalau saya menerima uang, silakan, tetapi saya pribadi sepeser pun tidak menerima uang tersebut," tegasnya kepada detikKalimantan.




(des/des)
Hide Ads