Mengenal Pesut Mahakam, Lumba-lumba Kalimantan yang Terancam Punah

Mengenal Pesut Mahakam, Lumba-lumba Kalimantan yang Terancam Punah

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Senin, 17 Mar 2025 16:00 WIB
Pesut Mahakam.
Foto: Pesut Mahakam. (Dok Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Pela, Alimin)
Balikpapan -

Pesut Mahakam adalah salah satu hewan mamalia endemik yang hidup di Kalimantan. Hewan mamalia ini spesial karena merupakan satu-satunya jenis lumba-lumba yang ditemukan hidup di air tawar di Indonesia.

Masyarakat Kalimantan Timur yang tinggal di sekitar Sungai Mahakam mungkin sudah tidak asing dengan nama pesut mahakam ini. Sesuai namanya, habitat pesut ini adalah Sungai Mahakam dan tidak ditemukan di perairan daerah lain di Indonesia. Wajar bila mungkin banyak orang yang belum mengenal fauna endemik ini.

Nah, detikKalimantan telah merangkum fakta-fakta tentang pesut mahakam dari berbagai sumber. Simak penjelasannya berikut ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri-ciri Fisik Pesut Mahakam

Pesut mahakam memiliki nama Latin Orcaella brevirostris. Dikutip dari Portal Informasi Indonesia indonesia.go.id, biasanya pesut mahakam memiliki panjang antara 1,5 hingga 2,8 meter. Berat badannya berkisar 114 kg hingga 133 kg. Kepala pesut mahakam bulat menyerupai umbi. Matanya juga terbilang kecil untuk ukuran tubuhnya.

Pesut mahakam memiliki sirip kecil dan melengkung di bagian tengah punggungnya. Sementara itu, sirip pada bagian dada pesut mahakam lebih membulat. Berbeda dengan lumba-lumba pada umumnya, dahi pesut tinggi bundar dan tidak punya moncong.

Habitat Pesut Mahakam

Mengutip laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, habitat inti dari pesut mahakam adalah di perairan sungai wilayah Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Daerah ini merupakan lahan basah dan paparan banjir, danau-danau besar dan kecil, serta rawa air tawar dan gambut.

Meski pesut ini endemik di Kalimantan Timur, ditemukan juga pesut dengan ciri-ciri fisik mirip di negara lain. Seperti di Sungai Mekong (Orcaella fluminalister) yang masuk wilayah Myanmar dan Kamboja, serta Australia dan Papua Nugini (Orcaella heinsohni).

Bisa Jadi Petunjuk Kualitas Lingkungan

Keberadaan pesut mahakam ternyata membantu nelayan. Mengutip laman Forestation FKT Universitas Gajah Mada, keberadaan pesut mahakam bisa menunjukkan lokasi yang bagus serta waktu yang tepat untuk mencari ikan. Sebab, pesut mahakam juga mengincar buruan nelayan, yakni ikan-ikan yang lebih kecil. Kalau pesut mahakam sudah muncul, artinya ikan sedang banyak.

Pesut mahakam juga bisa memberikan petunjuk tentang kedalaman sungai. Pesut mahakam cenderung mendiami titik perairan yang cukup dalam. Itulah mengapa pesut ini lebih suka berada di tengah sungai alih-alih di pinggiran. Namun, jika di perairan itu tidak ditemukan adanya pesut, berarti kemungkinan dasar sungai mulai mengalami pendangkalan.

Jumlah Menyusut dan Terancam Punah

Sayangnya, populasi pesut mahakam ini makin mengkhawatirkan. Jumlahnya hanya berkisar puluhan ekor, antara 60-80 ekor menurut berbagai sumber. Hewan endemik ini pun kian jarang muncul di permukaan Sungai Mahakam. Sampai-sampai International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan pesut mahakam sebagai satwa yang sangat terancam punah atau critically endangered.

Salah satu penyebab penurunan populasi pesut mahakam adalah penyusutan habitat akibat aktivitas manusia. Perubahan penggunaan lahan menyebabkan degradasi habitat bagi banyak spesies, termasuk pesut mahakam.

Selain itu, kualitas air sungai yang memburuk akibat limbah dan pembangunan juga berdampak bagi keberadaan pesut mahakam. Pesut juga berisiko mati ketika terkena jaring nelayan. Pesut memang tidak ditangkap menggunakan jaring, tetapi mereka kerap terjebak karena memakan ikan-ikan yang sudah terperangkap dalam jaring tersebut.

Itulah sederet informasi mengenai pesut mahakam. Semoga bermanfaat dan mari bersama-sama jaga kelestarian lingkungan supaya pesut mahakam tidak punah.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads