Sejumlah menteri dan politisi Malaysia melaporkan dugaan pemerasan dengan video seks palsu ke otoritas setempat. Video palsu tersebut diduga dibuat menggunakan akal imitasi alias AI.
Dikutip detikNews dan Channel News Asia, ada 10 politisi dan menteri Malaysia yang menjadi korban. Para pejabat tersebut menerima email berisi ancaman penyebaran video seks yang menampilkan wajah mereka, hasil rekayasa AI. Jika tidak ingin video disebar, mereka harus membayar sebesar USD 100.000 atau setara Rp 1,6 miliar.
Salah satu korbannya adalah Menteri Komunikasi Malaysi Fahmi Fadzil. Fahmi membeberkan korban-korban lainnya yakni mantan Menteri Ekonomi Rafizi Ramli yang kini menjadi anggota parlemen wilayah Pandan, anggota parlemen wilayah Subang Wong Chen, anggota parlemen wilayah Sungai Petani Taufiq Johari, dan Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Adam Adli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian anggota Dewan Eksekutif Selangor Najwan Halimi dan Fahmi Ngah, Senator Manolan Mohamad, anggota parlemen daerah Wong Chia Zen, Wakil Menteri Perkebunan dan Komoditas Chan Foong Hin, anggota parlemen wilayah Tasek Gelugor Wan Saifai Wan Jan, hingga anggota parlemen wilayah Bangi Syahredzan Johan juga mengaku menerima email serupa.
Mantan Menteri Ekonomi Rafizi dan anggota parlemen wilayah Subang Wong Chen menyebut bahwa email pemerasan itu dikirim pada Jumat (12/9) waktu setempat.
Selain video seks palsu dan kalimat pemerasan, email tersebut juga mencantumkan kode QR untuk para korban mentransfer uang yang diminta pelaku. Pelaku mengancam korban agar mengirimkan uang dalam waktu tiga hari kalau tidak ingin video tersebut disebar.
"Fakta bahwa upaya pemerasan ini begitu palsu dan dieksekusi dengan sangat buruk, membuat saya semakin khawatir," kata Wong.
Wong menjadi pelapor pertama kasus ini ke Kepolisian Diraja Malaysia. Direktur Departemen Investigasi Kriminal Kepolisian Diraja Malaysia M Kumar mengatakan sudah ada empat aduan yang diterima dan diproses.
"Kepolisian Diraja Malaysia menangani aduan-aduan ini dengan sangat serius. Kami akan mengambil tindakan tegas, komprehensif, dan tanpa kompromi terhadap pihak mana pun yang terlibat dalam memproduksi, mendistribusikan, atau menggunakan materi tersebut," tegas Kumar dalam pernyataannya.
Kumar menambahkan bahwa kepolisian berkoordinasi dengan Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) untuk melacak pengirim email dan mencari informasi relevan lainnya untuk penyelidikan.
Baca selengkapnya di sini.
(des/des)