Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalimantan Utara (Kaltara) menyampaikan solidaritas terkait perusakan yang terjadi di kantor Koran Kaltara di Tanjung Selor pada Selasa (12/8) dini hari. Mereka mendesak kasus diusut tuntas dan siap menggelar aksi damai untuk memperkuat posisi pers di Kaltara.
Ketua PWI Kaltara Niki Saputra menyebut perusakan kantor Koran Kaltara mencederai kebebasan pers. Dia menyebut kemungkinan aksi semacam ini didasari pemberitaan tertentu. Namun, dia berharap bukan itu faktor utama penyebab perusakan mesin cetak dan CCTV di Koran Kaltara ini.
"Meski belum jelas indikasi perusakan ini, tetap menjadi luka bagi pekerja pers di Kaltara. Mudah-mudahan bukan karena pemberitaan pemicunya," ujar Niki kepada detikKalimantan, Rabu (13/8/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalaupun disebabkan pemberitaan, Niki menyatakan pihaknya akan menggalang aksi damai untuk mendesak kepolisian mengusut tuntas. Dia menegaskan kejadian ini mencoreng kebebasan pers di Kaltara.
"Saya tidak berharap begitu, semoga bukan karena isu sensitif. Tapi jika benar, kita akan bersikap. Kita akan aksi damai dan solidaritas, kita perkuat posisi pers di Kaltara," tegasnya.
Sementara itu, Ketua IJTI Kaltara Usman Coddang menilai insiden ini sebagai bentuk kekerasan fisik dengan tujuan mengintimidasi jurnalis. Dalam catatannya lima tahun terakhir, aksi perusakan semacam ini jarang terjadi di Kaltara.
"Baru kali ini terjadi yang fatal. Sebelumnya hanya teror melalui telepon atau WhatsApp, itu pun hanya gertakan sambal," tutur Usman.
Dia menambahkan jika ada pihak yang tidak puas terkait suatu pemberitaan, mereka dapat mengikuti mekanisme yang diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Usman berharap langkah-langkah seperti perusakan ini tidak terjadi lagi.
"Polisi harus menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik perusakan ini. Siapa pun pelaku dan dalangnya harus diseret ke pengadilan sesuai hukum yang berlaku," tegasnya.
Diketahui dua orang tak dikenal masuk ke kantor Koran Kaltara pada Selasa (12/8) dini hari. Dari rekaman CCTV, terlihat mereka masuk pukul 02.56 Wita dan keluar pukul 03.14 Wita. Pagi harinya, pegawai menemukan mesin cetak dan CCTV di ruang percetakan rusak karena disiram air. Kejadian ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian.
(des/des)