Data Dicuri, Ratusan Konsumen Ekspedisi Terima Paket Isi Sampah

Jabodetabek

Data Dicuri, Ratusan Konsumen Ekspedisi Terima Paket Isi Sampah

Kurniawan Fadilah - detikKalimantan
Senin, 14 Jul 2025 12:30 WIB
Ilustrasi jasa ekspedisi antar paket
Ilustrasi jasa ekspedisi. Foto: Getty Images/iStockphoto/ipopba
Jakarta -

Data ribuan konsumen ekspedisi Ninja Express dicuri. Ratusan di antaranya mendapat paket berisi sampah akibat pencurian data ini. Kasus tersebut kini ditangani Polda Metro Jaya.

Dilansir detikNews, kasus bermula ketika Ninja Express menerima 100 komplain dari konsumen yang menggunakan jenis pembayaran cash on delivery atau COD. Menurut mereka, paket yang sampai tidak sesuai dengan pesanan.

"Yang kami temukan adalah dalam paket itu isinya kain-kain perca, sampah, atau koran-koran yang ditumpuk-tumpuk sehingga menjadi paket itu berat," ujar Kasubdit III Ditressiber Polda Metro Jaya, AKBP Rafles Langgak Putra Marpaung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil audit internal Ninja Ekspress, ditemukan ada lebih dari 100 pengiriman dengan jenis pembayaran tersebut yang bermasalah. Jumlahnya mencapai 294 transaksi. Salah satu masalah yang ditemukan adalah paket yang lebih cepat sampai daripada jadwal seharusnya.

"Dan bermasalah, isinya tidak sesuai dengan pesanan. Jangankan tidak sesuai, mungkin lebih tepat kalau disebut sampah," jelas Rafles.

Pihak Ninja Express pun mendalami temuan ini. Ternyata diduga ada oknum karyawan yang mengambil data konsumen kemudian disalahgunakan.

"Dari sini kemudian didalami lagi tiap-tiap data pemasaran yang bermasalah, ditemukan bahwa adanya pembukaan data oleh karyawan di salah satu cabang kantornya Ninja Express," lanjutnya.

Karyawan tersebut kemudian diinterogasi. Diketahui bahwa pelaku yang menyalahgunakan data curian ini adalah pekerja harian lepas. Pekerja tersebut tidak punya akses sistem Ninja Express. Namun, dia bisa mencuri data ketika karyawan yang punya akses lengah ketika membuka sistem.

"Pada saat karyawan yang mempunyai akses, mempunyai wewenang terhadap sistem ini lengah, dia melakukan akses, melakukan infiltrasi terhadap akses rahasia tersebut," tutur Rafles.

Pekerja harian lepas itu mendapatkan data dari sekitar 10 ribu konsumen. Dia bisa mengetahui nama pemesan, jumlah pemesanan, alamat pengiriman, nomor handphone, dan biaya.

"Untuk data, 10.000 data (dicuri)," lanjutnya.

Atas temuan ini, Ninja Express pun membuat laporan polisi. Dua orang telah ditetapkan tersangka.

"Kami turun dan melakukan penangkapan terhadap dua tersangka, yaitu tersangka T dan tersangka MFB," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di detikNews.




(des/des)
Hide Ads