Seorang pemuda di Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menjadi bulan-bulanan 6 oknum polisi. Pemuda berinisial MYS (20) itu dikeroyok, kemudian dimintai uang sebesar Rp 15 juta jika ingin dibebaskan.
Dilansir detikSulsel, pengeroyokan MYS berawal dari tuduhan membawa tembakau sintetis alias sinte. Dugaan penganiayaan itu terjadi di Lapangan Galesong, Takalar, Selasa (27/5) sekitar pukul 22.00 Wita.
MYS mengaku hanya duduk-duduk santai sebelum penganiayaan terjadi. Dia menyebut tiba-tiba didatangi enam pria berpakaian preman yang mengaku sebagai polisi yang bertugas di Sabhara Polrestabes Makassar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus dia (mereka) datangi saya, langsung ditodong dari belakang, dicekik saya, lalu ditodong pakai laras panjang," sebut MYS kepada wartawan.
MYS kemudian dibawa ke lokasi sepi dan gelap. Tanpa tahu masalahnya, MYS langsung dipukuli dan dipaksa mengaku memiliki tembakau sintetis.
"Terus saya dipukuli di situ, dianiaya, dipaksa mengaku bahwa yang dia bawa itu punya saya. Ada lakban yang terbungkus, tembakau (sintetis). Dia kasih keluar dari jaketnya, terus saya dipaksa untuk akui bahwa itu punya saya. Kalau saya tidak mengaku, saya terus dipukuli," ceritanya.
Dalam laporannya, korban hanya melaporkan satu oknum polisi berinisial Bripda A. Namun sejatinya, dugaan kekerasan ini melibatkan total 6 oknum anggota Polrestabes Makassar.
Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana mengatakan keenam oknum tersebut meninggalkan tugas jaga tanpa izin. Mereka juga melakukan perbuatan itu di luar wilayah hukum Polrestabes Makassar.
"Itu di luar tugas, tidak ada surat perintahnya, nggak ada penugasan ke Takalar, dan itu (tugas mereka) di wilayah Kota Makassar," jelas Arya, Senin (2/6/2025).
Arya menyayangkan aksi oknum anggotanya itu. Padahal saat melakukan penganiayaan, mereka seharunya sedang dalam kondisi bertugas sebagai piket jaga.
"Yang bersangkutan sudah keluar wilayah hukum yang pertama, dan yang kedua mereka meninggalkan tugas, karena pada saat itu mereka sedang piket dan mereka melakukan hal-hal yang diduga dilaporkan oleh korban," jelasnya.
Saat ini Polrestabes Makassar masih mendalami kasus tersebut. Termasuk mendalami peran masing-masing oknum yang terlibat dalam pengeroyokan korban. Hingga kini, baru satu orang yang diamankan.
"Itu kita masih dalami perannya masing-masing. Tapi yang satu ini (Bripda A) sudah kita amankan, tapi semua kita akan amankan," lanjutnya.
(des/des)