Balikpapan - Festival tradisi budaya Erau Kutai Kartanegara, Kaltim telah dibuka. Salah satu tradisi uniknya adalah merangin, ialah ritual adat Kutai yang jadi pembuka Erau.
Potret Ritual Merangin yang Sakral dan Sarat Makna

Festival tahun ini mengusung tema 'Menjaga Marwah Peradaban Nusantara'. Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri menegaskan tema itu menjadi pengingat bahwa Erau bukan sekadar pesta lokal, tetapi simbol kehormatan dan kemuliaan tradisi bangsa. Beragam agenda dilaksanakan seperti tradisi seserahan hasil bumi dari 20 kecamatan kepada Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, tari-tarian tradisional, dan salah satu tradisi uniknya adalah merangin, ialah ritual adat Kutai yang jadi pembuka Erau. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Dirangkum dari laman Antara dan Prokopim Pemkab Kutai, sakral tradisi merangin dilaksanakan di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara, Tenggarong, Kaltim, Sabtu (20/9/2025). Erau Adat Kutai dikenal sebagai salah satu agenda budaya terbesar di Kalimantan Timur, yang rutin digelar setiap tahun.
Merangin merupakan salah satu ritual pendahuluan yang wajib dilaksanakan sebelum puncak Erau berlangsung. Tradisi ini diyakini sebagai bentuk komunikasi dengan para leluhur serta pemberitahuan kepada seluruh pihak bahwa rangkaian upacara adat akan segera dimulai. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sejumlah Belian, sebutan untuk pemimpin ritual adat Kutai, menari memutari binyawan. Prosesi ini adalah bagian dari prosesi yang menjadi penanda dimulainya rangkaian Erau Adat Kutai. Binyawan dianggap sebagai media yang menghubungkan keberadaan roh halus di tanah, di air dan di langit.
Dalam prosesi tersebut, Belian tampil dengan gerakan khas penuh makna, diiringi lantunan mantra dan tabuhan musik tradisional. Mereka berjalan sambil menari diiringi tetabuhan pentatonis mengelilingi Binyawan, sesaat kemudian menari dengan cepat sambil berputar 360 derajat. Puncaknya bergelayutan pada Binyawan yang berputar kencang. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat