Qi Weihao, seorang pemuda berusia 21 tahun dari Provinsi Jiangxi, China, tak pikir panjang untuk memelihara hewan buas berbahaya. Setelah ia nonton film animasi terbaru Disney, Zootopia 2, Qi langsung mantap membeli ular pit viper berbisa sebagai hewan peliharaan.
Zootopia 2 menjadi animasi asing terlaris di Cina, yang memperkenalkan karakter baru bernama Gary De'Snake. Tokoh itu adalah seekor ular biru berbisa yang digambarkan sebagai sosok antusias dan bertanggung jawab.
Karakter ini, yang disuarakan oleh aktor Ke Huy Quan, terinspirasi dari ular pit viper bambu asal Indonesia. Nampaknya, film ini berhasil mengubah persepsi negatif terhadap reptil di masyarakat China, di mana pemilik hewan semacam itu sering dianggap memiliki selera aneh terhadap makhluk 'menyeramkan'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip detikInet dari The Beijing News, gegara film Zootopia 2 memelihara ular berbisa jadi tren. Terjadi lonjakan pencarian dan harga ular pit viper Indonesia di platform e-commerce China, yang dijual mulai dari ratusan hingga ribuan yuan.
Salah satunya yang dilakukan Qi, bahkan ia langsung cash on delivery (COD) untuk menjemput hewan peliharaan impiannya itu. Ia bahkan rela mengemudi selama 40 menit untuk mengambil ularnya secara langsung, meskipun beberapa pembelian dilakukan melalui pengiriman di platform seperti JD.com.
Qi membeli seekor ular pit viper biru berbisa seharga 1.850 yuan (sekitar Rp4,1 juta) hanya dua hari setelah menonton film.
Secara lebih luas, pasar hewan peliharaan eksotis di China telah berkembang pesat, dengan lebih dari 17 juta orang memiliki hewan semacam itu pada akhir 2024, di mana lebih dari 60 persen pemiliknya berasal dari Generasi Z. Ular mendominasi lebih dari 50 persen reptil yang dipelihara, dan ukuran pasar mendekati 10 miliar yuan (sekitar Rp22 triliun).
Namun, tren ini tidak luput dari risiko serius, karena ular pit viper bambu pulau yang sebenarnya jauh dari mainan lucu seperti di film. Namun hewan itu sangat berbisa dan bisa menjadi ancaman jika lepas atau menyerang.
Tren ini ini tidak hanya membahayakan pemilik dan keluarganya, tetapi juga bisaeskala menjadi masalah keselamatan publik.
"Jika Anda tidak memiliki pengalaman luas dan peralatan aman untuk memelihara ular, tolong jangan terburu-buru memelihara ular berbisa hanya karena impuls!" kata Qi.
Hukum Cina melarang pengiriman hewan hidup atau barang berbahaya seperti racun, meskipun memelihara ular pit viper Indonesia tidak ilegal. Platform e-commerce seperti Douyin, Xiaohongshu, dan Xianyu telah menghapus listing ular biru berbisa, sementara JD.com segera menurunkan produk penjualan hewan berbisa di platformnya.
(aau/aau)
