Kalimantan Timur punya lagu daerah yang terkenal sering dinyanyikan dalam berbagai kegiatan, judulnya Buah Bolok. Lagu ini dinyanyikan dalam bahasa Kutai, bahasa yang merepresentasikan identitas salah satu suku besar di tepian Sungai Mahakam.
Sekilas liriknya tampak ringan karena bercerita tentang buah-buahan hutan seperti bolok, salak, dan terong. Tetapi, di balik kata-kata itu terkandung pesan tentang budaya dan semangat kebersamaan masyarakat Kutai.
Asal Usul dan Makna Buah Bolok
Buah bolok (Ficus lepicarpa) merupakan buah hutan sejenis ara yang banyak ditemukan di wilayah Kalimantan Timur. Buah ini tumbuh di bagian bawah batang pohon dan sering dijumpai di kawasan hutan tropis yang lembap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasanya asam dengan sedikit manis, dan menjadi santapan favorit hewan-hewan liar seperti kancil, kijang, serta rusa. Dalam budaya Kutai, buah bolok sering dijadikan simbol kehidupan alam liar yang melimpah dan hubungan harmonis manusia dengan hutan.
Ketika Masdari Achmad menciptakan lagu "Buah Bolok", ia tidak hanya ingin memperkenalkan buah khas Kalimantan Timur. Jauh itu, lagu ini menjadi media untuk mengajak masyarakat menjaga budaya dan alam yang menjadi sumber kehidupan. Tidaj heran jika liriknya berulang kali menyebut nama buah, rumah panggung, dan kebiasaan khas masyarakat Kutai.
Lirik Lagu Buah Bolok
Lagu Buah Bolok diciptakan oleh Masdari Achmad, seorang tokoh seni Kutai yang dikenal kerap memadukan unsur lingkungan dan budaya dalam karya-karyanya.
Bersasarkan penelitian Rahman dkk (2024) yang berjudul Ekoleksikon dalam Kumpulan Lagu Daerah Suku Kutai, Kalimantan Timur: Kajian Ekolinguistik, lagu ini bukan hanya bernilai musikal, tetapi juga menyimpan pesan ekologis. Di dalamnya terdapat kata-kata yang mencerminkan hubungan manusia dengan alam serta nilai-nilai sosial khas masyarakat Kutai.
Lirik Asli (Bahasa Kutai):
Buah bolo' kuranji papan
Dimakan mabo' dibuang sayang
Busu embo' etam kumpulkan
Rumah-ruma jabo' etam lestarikan
Buah salak muda diperam
Dimakan kelat dibuang sayang
Spupu dengsanak etam kumpulkan
Untuk menyambut wisatawan
Buah terong digangan nyaman
Jukut blanak tolong panggangkan
Musium Tenggarong Mulawarman
Yok dengsanak etam kerangahan
Buah bolo' kuranji papan
Dimakan mabo' dibuang sayang
Kroan kana' sekampongan
Etam begantar bejepenan
Terjemahan Bahasa Indonesia:
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabuk dibuang sayang
Paman bibi kami kumpulkan
Rumah-rumah lama kami lestarikan
Buah salak muda diperam
Dimakan kelat dibuang sayang
Sepupu saudara kami kumpulkan
Untuk menyambut wisatawan
Buah terong disayur enak
Ikan belanak tolong panggangkan
Museum Tenggarong Mulawarman
Ayo saudara kita perkenalkan
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabuk dibuang sayang
Sekumpulan anak sekampungan
Mari menari jepen bersama
Makna di Balik Setiap Bait Lagu
Masih dalam penelitian Rahman dkk. (2024), lagu Buah Bolok memiliki beragam makna di tiap baitnya. Berikut kita ulas satu persatu.
Lagu ini dimulai dengan lirik:
Buah bolo' kuranji papan, dimakan mabo' dibuang sayang,
busu embo' etam kumpulkan, rumah-ruma jabo' etam lestarikan.
Dalam terjemahan bebas, lirik ini berarti:
"Buah bolok kuranji papan, dimakan mabuk dibuang sayang. Paman bibi kami kumpulkan, rumah-rumah lama kami lestarikan."
Bait pembuka ini menyimpan peribahasa lokal Kutai. Ungkapan "dimakan mabuk dibuang sayang" diibaratkan seperti orang yang tidak melakukan apa-apa, padahal di sekitarnya banyak hal berharga.
Pesannya adalah jangan diam saja ketika budaya mulai pudar. Jika kita tidak berbuat apa pun, maka warisan leluhur seperti rumah panggung Kutai akan hilang begitu saja.
Rumah panggung, yang menjadi ciri khas arsitektur Kutai, kini memang banyak yang rusak dan ditinggalkan, sehingga lagu ini seolah menjadi panggilan hati untuk melestarikan identitas itu kembali.
Buah Salak Muda dan Generasi yang Lupa Akar Budaya
Bait berikutnya berbunyi:
Buah salak muda diperam, dimakan kelat dibuang sayang,
spupu dengsanak etam kumpulkan, untuk menyambut wisatawan.
Buah salak muda yang masih kelat diibaratkan sebagai generasi muda yang belum matang pengetahuannya tentang budaya sendiri. Mereka masih "kelat" atau belum manis, karena jarang menyentuh tradisi yang menjadi asalnya.
Kalimat "spupu dengsanak etam kumpulkan" berarti ajakan untuk mengumpulkan saudara dan teman-teman sebangsa demi memperkenalkan budaya Kutai kepada wisatawan.
Makna yang tersirat ialah perlunya gotong royong dan kebersamaan dalam menjaga budaya lokal, terutama dalam konteks wisata. Lagu ini menegaskan bahwa budaya tidak bisa dilestarikan sendirian, tetapi harus dijaga bersama-sama.
Buah Terong, Ikan Blanak, dan Filosofi Hidup Bersama
Dalam bait selanjutnya, lagu ini menyebut:
Buah terong digangan nyaman, jukut blanak tolong panggangkan,
Musium Tenggarong Mulawarman, yok dengsanak etam kerangahan.
"Digangan" adalah istilah dalam bahasa Kutai untuk cara memasak sayur menggunakan banyak bumbu atau lempah, biasanya menghasilkan rasa gurih yang khas. Sementara "jukut blanak" berarti ikan belanak, sejenis ikan yang sering dipanggang karena kandungan minyaknya melimpah.
Lirik ini bukan cuma menggambarkan resep masakan, tapi juga menggambarkan gaya hidup masyarakat Kutai yang senang makan bersama.
Nilai kebersamaan dan keramahan inilah yang kemudian dikaitkan dengan ajakan mempromosikan budaya lokal melalui Museum Mulawarman di Tenggarong, salah satu ikon sejarah penting di Kalimantan Timur.
Dalam lirik "busu embok etam kumpulkan, rumah-rumah jabok etam lestarikan, kata busu dan embok berarti paman dan bibi dalam bahasa Kutai. Sementara rumah-rumah jabok bukan sekadar rumah tua, tetapi simbol warisan leluhur yang telah lama berdiri dan kini mulai rapuh.
Nah, melalui lirik ini masyarakat Kutai diajak untuk berkumpul lintas generasi, mulai dari anak muda, paman, bibi, dan para tetua, guna menjaga dan melestarikan rumah panggung sebagai bagian dari identitas Kutai.
Rumah panggung tidak hanya memiliki nilai arsitektural, tetapi juga nilai ekologis. Struktur panggung yang tinggi melindungi dari banjir dan hewan liar, sekaligus menjaga sirkulasi udara di dalam rumah. Inilah bentuk kearifan lokal yang menjadi bukti betapa eratnya masyarakat Kutai dengan alam sekitarnya.
Demikian penjelasan tentang lirik dan makna lagu Buah Bolok, lagu daerah dari Kalimantam Timur. Semoga menambah wawasan detikers!