Haul Guru Sekumpul menjadi momen istimewa yang dinanti-nanti umat muslim di Kalimantan Selatan setiap tahun. Haul Guru Sekumpul adalah sebuah tradisi untuk mengenang K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani.
Setiap tahunnya, jutaan jamaah dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri datang berbondong-bondong menuju Martapura, Kalimantan Selatan, untuk menghadiri haul yang digelar di Mushala Ar-Raudhah, Sekumpul.
Menariknya, pada tahun 2025 ini haul Guru Sekumpul akan digelar dua kali. Hal ini disebabkan oleh perbedaan perhitungan kalender Hijriah dan Masehi, di mana tanggal 5 Rajab (hari wafatnya Abah Guru Sekumpul) jatuh dua kali dalam satu tahun Masehi, yaitu pada 5 Januari 2025 (5 Rajab 1446 H) dan 25 Desember 2025 (5 Rajab 1447 H). Fenomena ini menjadikan peringatan haul tahun ini sangat istimewa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa Abah Guru Sekumpul?
Abah Guru Sekumpul, yang memiliki nama lengkap K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani Al-Banjari, lahir di Martapura pada 11 Februari 1942 dan wafat pada 10 Agustus 2005 atau bertepatan dengan 5 Rajab 1426 Hijriah. Beliau merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Kalimantan, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, penulis kitab monumental Sabilal Muhtadin.
Dikenal sebagai ulama yang berilmu luas dan berakhlak lembut, Abah Guru Sekumpul mengajarkan Islam dengan penuh kasih sayang. Majelis ilmunya di Sekumpul selalu dipenuhi jamaah yang datang bukan hanya untuk menimba ilmu, tetapi juga untuk mencari ketenangan batin. Sosoknya dikenang sebagai teladan yang mengajarkan nilai kesederhanaan, kepedulian sosial, dan cinta tanpa pamrih kepada sesama.
Tradisi Haul yang Menjadi Magnet Jutaan Jamaah
Setiap tahun, Mushala Ar-Raudhah di Sekumpul, Martapura, menjadi pusat berkumpulnya umat Islam dari berbagai penjuru. Jalanan yang biasanya lengang berubah menjadi lautan manusia yang datang dengan pakaian serba putih, sambil melantunkan doa dan selawat.
Menurut penelitian Ahdiyatul Hidayah (2020) berjudul "KH. Zaini Bin Abdul Ghani haul's tradition and its implication on promotin alms in Banjar, South Kalimantan" menyebutkan bahwa tradisi haul Guru Sekumpul mengalami peningkatan jumlah jamaah dari tahun ke tahun. Jamaah tidak hanya datang dari Kalimantan Selatan, tetapi juga dari Hadramaut, Malaysia, dan Singapura.
Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa setiap tahun, peringatan haul mendorong terciptanya budaya sedekah massal. Di sepanjang jalan menuju lokasi haul, masyarakat menyediakan rest area gratis, warung makan gratis, penginapan gratis, bahkan tambal ban gratis.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana ajaran Abah Guru tentang sedekah dan keikhlasan dihidupkan kembali dalam bentuk nyata. Warga rela mengorbankan tenaga, waktu, dan harta untuk membantu jamaah, tanpa melihat perbedaan latar belakang. Dapat dilihat bahwa haul ini menumbuhkan rasa solidaritas sosial dan semangat berbagi yang tinggi, menjadi simbol nyata dari amal jariyah yang diwariskan Abah Guru Sekumpul.
Kearifan Lokal dan Gotong Royong dalam Haul Guru Sekumpul
Penelitian Bambang Hariyanto (2022) yang berjudul "Nilai Sosial dan Kearifan Lokal Haulan Guru Sekumpul Masyarakat Banjar" juga menyoroti dimensi sosial dan budaya dari kegiatan haul. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa haulan bukan sekadar kegiatan keagamaan, melainkan juga cerminan dari nilai gotong royong dan kearifan lokal masyarakat Banjar.
Sejak jauh hari sebelum 5 Rajab, warga sudah mulai mempersiapkan diri. Jalan-jalan dihiasi bendera dan tunggul-tunggul, spanduk selamat datang dipasang di setiap sudut, dan rumah-rumah warga disulap menjadi penginapan gratis bagi jamaah.
Tradisi ini dilaksanakan secara turun-temurun, sehingga menjadi bagian dari tradisi keluarga dan masyarakat Banjar. Setiap generasi merasa memiliki tanggung jawab untuk turut serta menyukseskan acara haul, baik sebagai relawan, donatur, maupun penyedia fasilitas umum.
Nilai gotong royong inilah yang membuat haul Guru Sekumpul masih eksis hingga sekarang dan tidak pernah kehilangan semangat kebersamaan, meski dihadiri jutaan orang.
Selain berdampak dalam segi spiritual, kegiatan ini juga membawa dampak ekonomi yang signifikan. Ribuan pedagang kecil dan pelaku UMKM di sekitar Martapura memperoleh rezeki dari lonjakan jamaah. Namun yang lebih penting, rasa persaudaraan dan solidaritas di antara umat justru menjadi berkah terbesar dari semua itu.
Rangkaian Kegiatan Haul Guru Sekumpul
Dalam pelaksanaan Haul Guru Sekumpul, rangkaian acaranya dimulai sejak pagi hingga malam hari dengan berbagai kegiatan keagamaan. Biasanya acara diawali dengan pembacaan Maulid Habsyi, zikir, dan tahlil bersama untuk mendoakan almarhum Abah Guru Sekumpul, K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani.
Setelah itu, jamaah mengikuti tausiyah atau ceramah agama dari para ulama dan habaib yang datang dari berbagai daerah. Suasana Mushala Ar-Raudhah di Martapura selalu dipenuhi lautan manusia yang larut dalam doa, selawat, dan rasa cinta kepada ulama besar tersebut. Banyak pula jamaah yang berziarah ke makam Abah Guru untuk berdoa langsung di pusaranya dengan penuh kekhusyukan.
Haul Guru Sekumpul telah menjadi ikon religius dan budaya Kalimantan Selatan yang dikenal hingga mancanegara. Tahun 2025 menjadi tahun istimewa karena peringatannya akan berlangsung dua kali dalam satu tahun Masehi. Yakni pada Januari dan Desember.
Jangan lewatkan momen langka yang hanya ada di Kalimantan Selatan ini. Semoga bermanfaat.
Simak Video "Hidangan Lezat yang Memanjakan Lidah di Penginapan Banjarmasin"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)