Setelah delapan tahun vakum, Lanjong Art Festival kembali digelar di Kutai Kartanegara (Kukar). Festival ini disambut antusias oleh masyarakat seni dan pemerintah daerah, terutama Bupati Kukar Aulia Rahman Basri yang menilai ajang tersebut sangat penting bagi kebangkitan seni kontemporer.
Menurut Aulia, keberadaan seni kontemporer harus terus dihidupkan karena merupakan bagian dari karakter bangsa yang tidak boleh hilang. Di tengah derasnya arus budaya populer dari luar negeri, seni kontemporer harus tetap mendapat ruang.
"Kami menyambut baik pelaksanaan Lanjong Art Festival 2025 ini. Seni kontemporer seperti ini merupakan kegiatan yang harus kita angkat dan kembangkan, khususnya di Kutai Kartanegara," ujarnya, Sabtu (24/8/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan bahwa Kukar sebenarnya sudah memiliki embrio seni kontemporer melalui karya dan aktivitas para seniman lokal. Hanya saja, tantangan yang dihadapi cukup besar, terutama karena seni ini sering dianggap kurang mudah dipahami masyarakat luas jika dibandingkan dengan hiburan yang sifatnya meriah dan instan.
Meski demikian, Aulia menegaskan bahwa seni kontemporer memiliki nilai yang tinggi. Menurutnya, tidak semua orang bisa langsung menikmatinya, namun justru karena itulah penting menanamkan apresiasi sejak dini kepada generasi muda.
"Kalau bicara seni kontemporer, memang tidak semua orang bisa menikmatinya. Tapi menurut hemat kami, seni seperti ini perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak kita," jelasnya.
Festival ini, kata Aulia, bukan sekadar ruang untuk seniman menampilkan karyanya, melainkan juga menjadi media pembelajaran serta wadah penguatan karakter budaya di tengah masyarakat. Ajang ini juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap keberagaman seni di Kukar.
Lebih lanjut, ia berharap agar Lanjong Art Festival dapat diselenggarakan secara berkelanjutan, sehingga tidak lagi berhenti dalam waktu lama seperti sebelumnya.
"Mudah-mudahan ke depan, festival ini bisa kita upayakan menjadi agenda tahunan di Kabupaten Kutai Kartanegara," harap Aulia.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, ia optimistis festival ini bisa menjadi magnet budaya sekaligus memperkuat identitas Kukar sebagai salah satu pusat kesenian di Kalimantan Timur. Dukungan itu diharapkan juga mampu memotivasi seniman lokal untuk terus berkarya.
"Kehadiran kembali Lanjong Art Festival 2025 menandai semangat baru bagi dunia seni di Kukar, bahwa melalui ajang seperti ini, seni kontemporer akan semakin dikenal, diapresiasi, dan menjadi bagian penting dalam perjalanan budaya di daerah," pungkasnya.
(bai/bai)