Langkah pertama Jepang dalam menjajah Hindia Belanda justru dimulai dari sebuah daerah kecil di Kalimantan, Tarakan. Kota ini menjadi titik strategis pertama yang direbut Jepang dalam upaya menguasai kekayaan alam dan jalur logistik wilayah Asia Tenggara.
Penaklukan Tarakan menandai awal dari rangkaian invasi yang lebih besar ke seluruh wilayah Nusantara. Dari titik inilah, Jepang mulai menyebarkan cengkeramannya ke berbagai wilayah Indonesia lainnya.
Serangan Jepang ke Tarakan menjadi simbol dimulainya babak baru penjajahan, yang kelak membawa dampak besar bagi rakyat Indonesia selama tiga setengah tahun masa pendudukan Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjajahan Jepang Bermula dari Tarakan
Saat Perang Dunia II di Eropa berkecamuk, peperangan di Eropa dimanfaatkan dengan saksama oleh Jepang guna membangun kekuasaan di Asia Timur Raya.
Setelah penyerangan pangkalan militer Amerika di Hawaii, dalam waktu yang relatif singkat Jepang dapat dengan mudah menguasai sebagian besar wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Diketahui salah satu alasan Jepang datang ke Indonesia untuk mendapat cadangan logistik dan bahan industri perang.
Dirangkum dari buku Kajian tentang Parlemen oleh Irma Fitriana Ulfah dkk, dan Sejarah Pergerakan Nasional oleh Fajriudin Muttaqin disebut tentara Jepang pertama kali mendarat di Indonesia pada 11 Januari 1942 tepatnya di Tarakan, Kalimantan Timur (sebelum ada pemekaran provinsi baru).
Alasan Jepang mendarat pertama kali di Kalimantan, sebab saat itu Tanah Borneo kaya sumber daya alam, khususnya minyak. Kota-kota di Kalimantan juga sudah dikenal sebagai penghasil bahan mentah bagi industri dan mesin perang negara Barat.
Tarakan dikenal dengan 700 sumur minyak, kilang minyak, dan lapangan terbang menjadikannya tujuan penting bagi Jepang dalam Perang Pasifik. Selain kekayaan minyak bumi, Tarakan juga memiliki letak strategis di kawasan Laut Pasifik. Maka kemudian terjadilah Pertempuran Tarakan pada tanggal 11-12 Januari 1942, sehari setelah Kekaisaran Jepang menyatakan perang terhadap Kerajaan Belanda.
Pada tanggal 24 Januari 1942, Balikpapan yang merupakan sumber minyak kedua jatuh ke tangan tentara Jepang. Setelah penaklukan itu, Jepang menaklukkan berbagai wilayah Iain yang menjadi lokasi-lokasi penting dan strategis seperti sumber minyak, lapangan udara, pelabuhan, dan beberapa sektor penting lainnya.
Jepang selanjutnya berhasil masuk Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, kemudian Palembang di Sumatera Selatan, lalu ke Jawa pada Februari 1942. Dengan waktu singkat, Jepang kemudian menduduki tiga lokasi Pulau Jawa yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan (Indramayu, Jawa Barat), dan Kragan (Rembang, Jawa Tengah).
Pada tanggal 5 Maret 1942, Batavia ditaklukkan oleh Jepang. Belanda kemudian resmi menyerah tanpa syarat pada tanggal 8 Maret 1942. Pergantian penjajahan dari Belanda kepada Jepang mengakibatkan keberadaan Volksraad secara otomatis tidak diakui lagi.
Rakyat Indonesia pada awalnya gembira menyambut tentara Dai Nippon (Jepang), yang dianggap sebagai saudara tua datang membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan. Namun pemerintah militer Jepang tidak berbeda dengan pemerintahan Hindia-Belanda. Semua kegiatan politik dilarang.
Jejak Penjajahan Jepang-Kemerdekaan Indonesia
Guna menjaga wilayah kekuasaan Jepang di Indonesia, Jepang membuat organisasi semi militer. Pada buku Bung Karno Sang Nasionalis Sejati oleh Usman Hadi, disebut Soekarno saat itu juga sudah kembali ke Jawa.
Ia bersama pemimpin pergerakan lainnya bekerja sama dengan Jepang sebagai langkah politis. Soekarno ditunjuk oleh pemerintah Jepang untuk membuat organisasi bantuan kepada pemerintah Jepang.
Pendirian organisasi yang berbau politik dilarang keras oleh pemerintah Jepang. Organisasi pertama yang dibentuk Soekarno bersama tokoh-tokoh lain dengan sebutan empat serangkai (Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH Mansyur) adalah Pusat Tenaga Kerja atau disingkat Putera.
Putera dibentuk atas prakarsa pemerintah Jepang untuk membujuk kaum nasionalis dan intelektual Indonesia agar menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk pemerintah Jepang. Tujuannya yakni membantu Jepang dalam peperangan di Asia Pasifik.
Namun, organisasi Putera lambat laun justru digunakan oleh para pejuang Indonesia untuk memelihara semangat perjuangan, dengan tujuan akhirnya yakni Indonesia merdeka. Adapun organisasi lainnya antara lain: Seinendan, Keibodan, Heiho, Fujinkai, dan Pembela Tanah Air (PETA). PETA yang dibuat oleh Jepang disahkan melalui Osamu Seirei No 44 pada 3 Oktober 1943 dengan Gatot Mangkupraja sebagai pimpimannya.
Pemimpin-pemimpin yang bersedia bekerja sama, berusaha menggunakan gerakan rakyat bentukan Jepang, seperti Tiga-A (Nippon Cahaya Asia, Pelindung Asia, dan Pemimpin Asia) atau PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), untuk membangunkan rakyat dan menanamkan cita-cita kemerdekaan dibalik punggung pemerintah militer Jepang.
Dikutip dari buku Hukum Tata Negara Indonesia oleh Fajlurrahman Jurdi pada 14 Agustus 1945, Jepang dibom atom oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang. Bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.
Hal ini membuat Jepang menyerah pada sekutu dan dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Dengan demikian, Jepang akan kalah dalam waktu singkat, sehingga Proklamasi harus segera dilaksanakan.
Tanggal 16 Agustus 1945 tokoh-tokoh pemuda bersepakat menjauhkan Soekarno-Hatta ke luar kota (Rengasdengklok, Karawang) dengan tujuan menjauhkan dari pengaruh Jepang yang berkedok menjanjikan kemerdekaan, dan mendesak Soekarno-Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah berunding selama satu malam di rumah Laksamana Maeda, maka pada 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia membacakan proklamasi kemerdekaan di halaman rumahnya Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
(aau/sun)