Tradisi Ziarah Malam Paskah di Palangka Raya

Tradisi Ziarah Malam Paskah di Palangka Raya

Ayuningtias Puji Lestari - detikKalimantan
Sabtu, 19 Apr 2025 15:04 WIB
Ziarah Sabtu malam jelang Paskah sudah menjadi tradisi di Kota Palangka Raya. Biasanya, umat kristiani berbondong-bondong ke pemakaman sejak Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB.
TPU Kristen Pal 12 di Palangka Raya/Foto: Ayuningtias Puji Lestari/detikKalimantan
Palangka Raya -

Ziarah Sabtu malam jelang Paskah sudah menjadi tradisi di Kota Palangka Raya. Biasanya, umat kristiani berbondong-bondong ke pemakaman sejak Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB.

Pemakaman yang sering dikunjungi ialah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristen Pal/K.M 2,5 dan 12 di Jalan Tjilik Riwut, Kota Palangka Raya. Bahkan ada pula yang mulai berziarah sejak Jumat Agung.

Pendeta Sastra Wijaya Kalontong mengungkapkan ziarah merupakan tradisi turun temurun, yang muncul diperkirakan sejak Kristen masuk ke Kalimantan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah kalau bermalam itu mungkin tradisi yang turun temurun dari tradisi orang-orang tua yang dulu, di Kalimantan. Ini di Kalimantan aja yang banyak terjadi ya. Secara umumnya, apalagi di gereja GKE (Gereja Kalimantan Evangelis) di mana-mana tempat dulu orang pada hari Jumat atau pada hari Sabtu pagi itu berangkat ke makam keluarga membersihkan, di pel, di sapu. Supaya nanti pada malamnya mereka sudah kumpul di situ," ungkap Sastra pada detikKalimantan, Jumat (18/4/2025).

Banyak aktivitas yang biasa dilakukan ketika ziarah Sabtu malam seperti berdoa, menabur bunga, menyalakan lilin untuk mengenang keluarga yang telah berpulang, sekaligus untuk mengenang kebangkitan Yesus yang dipercaya terjadi pada hari Minggu.

Dosen Sosiologi FISIP Universitas Palangka Raya, Yuliana memandang ziarah sebagai bentuk untuk memperkuat ikatan antara penganut dengan hal-hal yang dianggap sakral oleh penganutnya. Salah satunya seperti tempat pemakaman.

"Satu yang terlintas di pikiran saya apapun bentuk ritual, keyakinan, ritus, tradisi, tujuannya untuk memperkuat ikatan antara penganut suatu agama dengan hal-hal sakral tempat para penganutnya 'menggantungkan hidup'. Menggantungkan hidup terhadap apa? Terhadap solidaritas, norma, keyakinan, dan aturan-aturan yang mengarahkan manusia terhadap pemaknaan hidup bermasyarakat," terang Yuliana.

Berdasarkan surat dari Dinas Perkimtan (Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan) Kota Palangka Raya nomor 600.2/254/DPRKPP-PRM/IV/2025 serta imbauan dari Yayasan Yusuf Arimatea, warga yang berziarah agar tertib serta penyalaan lilin pada hari Sabtu, 19 April 2025 sampai pukul 24.00 WIB.

Pemerintah melalui tim keamanan Polresta Palangka Raya dan Dinas Perhubungan Kota Palangka Raya serta Satpol PP Kota Palangka Raya turut berjaga demi berlangsungnya acara tersebut. Sebanyak kurang lebih 80 personel dikerahkan untuk mengamankan acara tersebut.

Para penjual bunga dan lilin turut kebanjiran rezeki dari acara tersebut. Begitu pula para pedagang jajanan yang memanfaatkan momen tersebut untuk mengais pundi-pundi rezeki di sekitar lokasi.




(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads