Malaysia Nyaris Rebut Gelar Indonesia sebagai Raja Otomotif Asia Tenggara

Malaysia Nyaris Rebut Gelar Indonesia sebagai Raja Otomotif Asia Tenggara

Rangga Rahadiansyah - detikKalimantan
Kamis, 27 Nov 2025 13:30 WIB
Penjualan mobil di Indonesia tahun 2024 menunjukkan tanda-tanda kelesuan. Hingga September 2024, penjualan mobil nasional baru menyentuh angka 633.218 unit.
Ilustrasi penjualan mobil nasional/Foto: Pradita Utama
Balikpapan -

Selama ini, Indonesia menjadi raja otomotif di Asia Tenggara dari segi penjualan kendaraan. Namun kini, gelar tersebut nyaris disalip Malaysia.

Dikutip detikOto, sebenarnya penjualan mobil di Malaysia dan Indonesia sama-sama turun. Tapi, Malaysia bisa hampir menyalip Indonesia karena penurunan penjualannya tidak begitu tajam.

Menurut catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 mengalami penurunan sebesar 10,6 persen dari periode sama tahun lalu. Penjualan mobil secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari-Oktober 2025 hanya tercatat sebanyak 634.844 unit, turun dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) melaporkan Total Industry Volume (TIV) atau registrasi mobil baru sepanjang Januari sampai Oktober 2025 tercatat sebanyak 655.328 unit. Penjualan mobil di Malaysia turun 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Itu artinya, penurunan penjualan kendaraan di Indonesia jauh lebih dalam ketimbang di Malaysia. Penjualan mobil di Indonesia pada 10 bulan pertama tahun 2025 turun hingga 10,6 persen. Sedangkan Malaysia penurunannya hanya 2 persen.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan jika penjualan mobil Indonesia kalah dari Malaysia, dikhawatirkan ekosistem industri otomotif di Indonesia cabut.

"Nah jadi image itu penting ya. Kalau nomor 1 di Asia Tenggara itu nggak di Indonesia lagi, nanti ekosistemnya khawatirnya pindah. Jadi penting sekali kita mempertahankan reputasi kita sebagai nomor 1 di ASEAN," ujar Bob baru-baru ini.

Bob membeberkan banyak dampak positif dari sektor otomotif. Beberapa di antaranya adalah penyumbang pendapatan negara hingga penyedia lapangan pekerjaan.

Baca selengkapnya di sini.




(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads