Mark Zuckerberg Tak Lagi Masuk Jajaran 3 Orang Terkaya gegara AI

Internasional

Mark Zuckerberg Tak Lagi Masuk Jajaran 3 Orang Terkaya gegara AI

Adi Fida Rahman - detikKalimantan
Minggu, 02 Nov 2025 11:01 WIB
Mark Zuckerberg
Foto: Facebook Mark Zuckerberg
Balikpapan -

Artificial intelligence (AI) atau akal imitasi terus dikembangkan oleh raksasa teknologi Meta milik Mark Zuckerberg. Namun, pengembangan AI ini ternyata juga menguras kekayaan pribadi CEO Meta tersebut karena saham Meta anjlok.

Dilansir detikInet, kekayaan Mark Zuckerberg turun drastis hanya dalam satu hari perdagangan pada Kamis (30/10). Kekayaannya berkurang USD 29,2 miliar atau sekitar Rp 470 triliun, membuatnya terdepak dari posisi 3 orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaires Index.

Saat ini, Zuckerberg berada di urutan kelima orang terkaya di dunia, berada di bawah Jeff Bezos (Amazon) dan Larry Page (Alphabet). Kekayaannya tercatat sekitar USD 228,5 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saham Meta mengalami penurunan sebesar 12,3%, paling parah sejak Oktober 2022. Saham ditutup di kisaran USD 658,50. Sebagian besar keuntungan yang terkumpul sejak awal tahun pun terhapus. Kerugian ini juga menjadi keempat terbesar sepanjang sejarah Bloomberg Billionaired Index.

Penurunan saham Meta dipicu laporan keuangan kuartal ketiga (Q3) 2025 yang mengecewakan investor. Laba bersih per saham (EPS) tercatat hanya USD 1,05. Angka ini jauh di bawah perkiraan analis USD 6,72, atau turun 83% year-on-year.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan pendapatan Meta yang justru naik ke USD 51,2 miliar, melebihi ekspektasi USD 49,5 miliar. Laba menurun disebabkan biaya pajak satu kali sebesar USD 15,9 miliar akibat implementasi kebijakan pajak baru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, "One Big Beautiful Bill Act".

Meta sendiri kini bertransformasi dari perusahaan media sosial menjadi raksasa AI konsumen. Meta memiliki divisi Superintelligence Labs yang gencar merekrut SDM untuk mengembangkan "AI superintelligence pribadi" bagi miliaran pengguna.

Namun langkah pengembangan AI ini dinilai agresif dan justru membuat investor ketar-ketir. Meta mengumumkan rencana penjualan obligasi hingga USD 30 miliar guna mendanai proyek ambisius tersebut, serta menaikkan belanja modal (capex) 2025 menjadi USD 70-72 miliar, dengan potensi meningkat ke USD 118 miliar pada 2026.

Baca selengkapnya di sini.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads