Isu yang beredar menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajukan surat pengunduran diri dari Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo. Apabila itu terjadi, ekonom mewanti-wanti potensi gejolak pasar.
Dikutip detikFinance, Manajer Riset dan Pengetahuan The Prakarsa Roby Rushandie menilai Sri Mulyani menjadi sosok yang sangat disukai para investor global. Kedekatannya dengan investor global memudahkan RI merealisasikan kebijakan penarikan surat utang.
"Tentunya dengan isu ini kalau saya perkirakan jika memang benar-benar mundur, maka financial market pasti anjlok. Juga ya apalagi pasar saham, kemudian Rupiah dan juga pasar obligasi," kata Roby dalam acara diskusi publik melalui siaran telekonferensi, Senin (1/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika kabar pengunduran diri tersebut benar, menurutnya penting untuk dilihat bagaimana sosok penggantinya nanti. Sebab, posisi tersebut jelas akan mempengaruhi perekonomian RI ke depannya.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti juga mengatakan hal tersebut akan berdampak pada pasar. Menurutnya, political announcement secara empiris akan berdampak pada nilai tukar dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Jadi kemungkinan kalau Ibu Sri Mulyani mundur, itu pasti akan berdampak pada depresiasi Rupiah ya terhadap US Dollar dan turunnya IHSG. Itu sudah proven karena based on empirical studies," ujar Esther, dalam kesempatan yang sama.
Sebelumnya, berhembus kabar yang menyebut Sri Mulyani mendatangi kediaman Prabowo di Hambalang pada Minggu (31/8/2025) untuk mengajukan pengunduran diri. Saat dikonfirmasi soal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku belum mendengar kabar tersebut.
"Belum saya dengar ya, terima kasih," ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu (31/8/2025).
Ketika ditanya langkah pemerintah menjaga stabilitas ekonomi di tengah isu mundurnya Sri Mulyani, Airlangga menyebut perlu melihat situasi terlebih dahulu. Respons yang sama dilontarkan Airlangga saat menjawab kemungkinan turunnya Rupiah dan IHSG pada hari Senin.
Untuk diketahui, tekanan kuat mengarah pada Sri Mulyani yang disorot publik usai ucapannya soal kesejahteraan guru dan dosen yang menuai kontroversi. Pernyataan itu dinilai menyinggung masyarakat, meski Kementerian Keuangan menegaskan video yang viral tersebut merupakan hasil manipulasi alias deepfake.
Nama Sri Mulyani juga dikaitkan dengan tunjangan rumah DPR RI yang mencapai Rp 50 juta per bulan. Besarnya tunjangan tersebut menjadi salah satu pemicu demonstrasi besar-besaran yang terjadi beberapa hari terakhir di Jakarta.
Baca selengkapnya di sini.
(sun/des)