Konflik antara Israel dan Iran memicu kenaikan harga minyak mentah dunia. Kenaikan ini merupakan efek dari kekhawatiran terkait pasokan yang mungkin berkurang akibat perang kedua negara.
Dikutip dari detikFinance, Reuters melaporkan harga minyak mentah dunia melonjak hingga 4% pada Rabu (18/6/2025). Para analis pasar menjelaskan kekhawatiran investor sebagian besar tertuju pada rantai pasok di Selat Hormuz. Sebab, kawasan ini salah satu penyumbang pasokan minyak terbesar di secara global.
Salah satunya adalah Iran sendiri. Iran merupakan produsen OPEC terbesar ketiga yang memproduksi minyak mentah sekitar 3,3 juta barel per hari (bpd).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekhawatiran ini sempat disampaikan CEO Saudi Aramco Amin Nasser. Menurutnya, energi minyak dan gas masih memegang peranan penting meskipun saat ini dunia beralih ke energi terbarukan. Karena itu, konflik yang berkaitan dengan rantai pasok minyak mentah akan membuat perekonomian dunia ikut gonjang-ganjing.
"Sejarah telah menunjukkan bahwa ketika konflik terjadi, peran minyak dan gas menjadi sangat krusial. Kita sedang menyaksikan hal itu secara langsung sekarang, di mana ancaman terhadap keamanan energi terus menimbulkan kekhawatiran global," ujarnya dalam pidatonya di konferensi energi Energy Asia Conference yang digelar di Kuala Lumpur, dikutip dari Reuters, Senin (16/6/2025).
Pada awal perdagangan hari ini, harga minyak mentah Brent naik 0,25% menjadi US$ 76,64 per barel pukul 00.29 GMT. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) naik 0,31% menjadi US$ 75,07 per barel.
Diketahui pada Selasa (17/6/2025), 2 kapal tanker minyak terbakar di dekat Selat Hormuz. Sebelumnya, Inggris juga sempat memperingatkan risiko gangguan sistem navigasi kapal di wilayah tersebut karena konflik ini.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mendesak Iran untuk menyerah tanpa syarat pada Selasa (17/6/2025). AS juga dikabarkan telah menyiagakan pesawat tempur di kawasan tersebut.
(des/des)