China Terbitkan Travel Warning ke AS Buntut Perang Tarif

Internasional

China Terbitkan Travel Warning ke AS Buntut Perang Tarif

Rita Uli Hutapea - detikKalimantan
Kamis, 10 Apr 2025 20:00 WIB
Ilustrasi bendera China/ebcitizen.com
Foto: Internet/ebcitizen.com
Beijing -

Buntut kebijakan tarif global yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pemerintah China menerbitkan travel warning atau peringatan perjalanan bagi warganya yang hendak bepergian ke AS. Hubungan kedua negara sendiri tengah tegang saat ini karena kebijakan tersebut.

Dalam travel warning tersebut, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China menyebut adanya "kemerosotan hubungan ekonomi dan perdagangan dan situasi keamanan" dengan AS. Travel warning dikeluarkan pada hari yang sama ketika Washington dan Beijing saling mengenakan tarif balasan.

"Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menghimbau wisatawan China untuk menilai sepenuhnya risiko bepergian ke Amerika Serikat, dan bepergian dengan hati-hati," demikian bunyi pemberitahuan dikutip detikNews dari Politico, Kamis (10/4/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui Trump menangguhkan kebijakan tarifnya untuk 90 negara. China tidak termasuk di dalamnya. Trump justru menambahkan tarif bagi China hingga sebesar 125%, sebagai balasan atas niat China menaikkan tarif impor bagi AS di angka 84%.

"Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS, dan negara-negara lain, tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima," tulis Trump di media sosial miliknya, Truth Social pada Rabu (9/4/2025).

Sementara itu, Uni Eropa telah setuju untuk melanjutkan tarif balasan terhadap AS, sebagai respons atas pungutan impor baja dan aluminium. Namun, Brussels belum menanggapi pengumuman Trump terbaru soal pemberlakuan tarif 20% untuk semua impor dari Uni Eropa.

Media DW mengabarkan pihak Beijing menuduh AS melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO). Menurut mereka, kebijakan itu merusak sistem perdagangan multilateral.

China mengajukan keluhan secara resmi ke WTO pada Rabu (6/4). China meminta agar WTO mempelajari dampak tarif resiprokal terhadap perdagangan global dan melaporkan temuannya kepada negara anggota.

"Tarif resiprokal bukanlah, dan tidak akan pernah menjadi obat untuk ketidakseimbangan perdagangan. Justru, mereka akan jadi bumerang, merugikan AS sendiri," demikian isi peringatan Beijing.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads