Nama Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam tak asing lagi bagi publik tanah air terutama wilayah Kalimantan Selatan sebagai pengusaha kelas kakap. Sosoknya viral usai perusahaan miliknya membeli unit Boeing Businnes Jet (BBJ) MAX 7 seharga Rp 1,5 triliun.
Pembelian jet pribadi ini dilakukan melalui perusahaan milik Haji Isam, Seacons Trading pada 17 Juli 2018. Momen yang menariknya, transaksi bernilai jumbo itu dilakukan Haji Isam hanya mengenakan kaus oblong.
"Kami senang Seacons Trading telah memilih kemampuan BBJ MAX yang terbaik di kelasnya," kata Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Komersial Boeing, Ihssane Mounir dalam siaran persnya kala itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan Business Insider, diketahui harga baru pesawat Boeing BBJ MAX 7 sendiri berada di kisaran US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun (kurs Rp 15.000). Punya perusahaan yang mampu beli pesawat Boeing, memang seperti apa sih sosok Haji Isam ini?
Dalam penelusuran detikcom, sosok pria kelahiran 1 Januari 1977 ini cukup dikenal khususnya di wilayah selatan Kalimantan karena membangun perusahaannya dari nol. Disebut-sebut Haji Isam ini mengawali bisnisnya dari nol dengan menjadi pekerja perkayuan, tukang tebang, hingga sopir angkutan.
![]() |
Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini pun mendapat jalan ke dunia pertambangan lewat seorang pengusaha Tionghoa-Surabaya. Dari situ, Haji Isam berani membuka usahanya sendiri.
Haji Isam diketahui memiliki perusahaan Jhonlin Group yang bergerak di berbagai macam industri, salah satu yang besar adalah pertambangan. Perusahaannya berbasis di Batu Licin, Kalimantan Selatan.
Tidak ada sumber terbuka yang menyebutkan total kekayaan milik Haji Isam. Hanya saja, Haji Isam pernah dikabarkan memiliki penghasilan per bulan mencapai Rp 40 miliar.
Selain bisnis pertambangan, Haji Isam juga disebut memiliki usaha lain yang masih di bawah naungan Jhonlin Group. Usahanya ini ada yang bergerak di sektor media, penyewaan jet pribadi, properti, dan lain sebagainya.
Bahkan, perusahaannya ini juga memiliki sebuah tim mobil balap bernama Jhonlin Racing Team. Bukan cuma itu, bahkan grup usaha ini juga memiliki pabrik biodiesel yang secara langsung diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2021 lalu.
Pabriknya terletak di Kalimantan dan dikelola PT Jhonlin Agro Raya (JAR) anak usaha Jhonlin Group. Pabrik ini menelan investasi sebesar Rp 2 triliun dan memiliki kapasitas 1.500 ton per hari.
Kemudian pada 8 Agustus 2022 kemarin, perusahaan ini secara resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal dengan kode JARR. perusahaan ini dikendalikan oleh PT Eshan Agro Sentosa.
Di mana berdasarkan data RTI per 28 Februari 2024, PT Eshan Agro Sentosa memegang 7.997.556.204 lembar saham atau 86,64%. Kemudian sebanyak 6.000.000 lembar saham (0,07%) dipegang oleh PT Sinar Bintang Mulia.
Di luar itu masih ada 145.000 lembar saham lainnya yang dipegang oleh Indrawan Irawan, 1.222.805.000 lembar saham (13,24%) dipegang masyarakat non-warkat, dan 4.158.846 (0,05%) lembar saham sisanya dipegang oleh masyarakat warkat.
Dalam hal ini PT Eshan Agro Sentosa yang merupakan salah satu anak usaha dari Jhonlin Group. Jadi bisa dibilang JARR adalah cucu usaha Johnlin Group yang merupakan perusahaan privat.
(mud/mud)