Penyebab Buaya Raksasa Berusia 120 Tahun Mati Baru Terungkap

Internasional

Penyebab Buaya Raksasa Berusia 120 Tahun Mati Baru Terungkap

Adi Fida Rahman - detikKalimantan
Selasa, 16 Des 2025 10:29 WIB
Setelah cukup lama mengalami penurunan kondisi kesehatan, seekor buaya Australia bernama Cassius sepanjang 5,48 meter akhirnya mati.
Buaya Cassius. Foto: Brian Cassey via CNN
Balikpapan -

Cassius, buaya air asin (Crocodylus porosus) raksasa berusia sekitar 120 tahun yang hidup di penangkaran Australia mati pada tahun lalu. Penyebab kematiannya kini terungkap.

Buaya yang dikenal sebagai salah satu buaya tertua dan terbesar di dunia ini disebut mati karena infeksi dorman dari luka lama yang telah tersembunyi di tubuhnya selama lebih dari 40 tahun.

Cassius yang memiliki panjang sekitar 18 kaki atau setara 5,5 meter ini dikenal berkondisi sehat dan aktif dalam beberapa tahun terakhir. Tidak ada tanda-tanda penyakit serius yang dideritanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pemeriksaan postmortem yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Buaya di Darwin mengungkap fakta mengejutkan. Ada infeksi lama yang berasal dari cedera berat di masa muda ternyata tetap bertahan dalam tubuh Cassius, terbungkus rapat oleh selubung fibrosa, sebelum akhirnya pecah dan menyebabkan kematian mendadak.

Direktur pengelola Pusat Penelitian Buaya di Darwin, Sally Isberg, menjelaskan infeksi tersebut berasal dari cedera yang dialami Cassius saat masih hidup liar. Pada masa itu, Cassius kehilangan kaki depan kirinya akibat luka serius, sebelum akhirnya ditangkap di Wilayah Utara Australia dan dibawa ke penangkaran pada 1984.

"Yang tidak kami ketahui sebelumnya adalah bahwa cedera itu juga merusak rongga dadanya," ujar Isberg kepada ABC News. Saat dilakukan nekropsi, tulang rusuk kiri Cassius tampak membengkak dibandingkan sisi kanan, karena menjadi tempat bersarangnya jaringan fibrosis yang menyelimuti infeksi tersebut.

Kondisi pada mamalia ini dikenal sebagai abses. Namun pada reptil seperti buaya, mekanisme pertahanan tubuh tersebut disebut fibrosis, yakni pembentukan selubung jaringan keras yang mengisolasi infeksi agar tidak menyebar.

Menurut Isberg, fibrosis yang menahan infeksi itu akhirnya pecah karena faktor usia. Seiring bertambah tuanya Cassius, kemampuan sel-sel tubuhnya untuk memperbarui diri menurun drastis.

"Sel-selnya tidak lagi mampu mempertahankan pembentukan selubung fibrosa di sekitar infeksi," jelas Isberg. Ketika lapisan pelindung tersebut rusak, infeksi yang telah lama tersembunyi langsung menyebar dan memicu sepsis, kondisi infeksi sistemik yang mematikan.

Baca artikel selengkapnya di sini.




(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads