Video banjir bandang membawa gelondongan kayu di Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, hingga Sibolga viral di media sosial. Netizen menduga itu dampak ilegal logging yang menggunduli hutan sehingga memperparah banjir dan longsor.
Dikutip detikInet, Indonesia diketahui masuk daftar 'Deforestation Rates' yang memeringkat tingkat deforestasi terparah. Deforestasi Indonesia terparah kedua di dunia
Deforestasi diketahui terjadi di seluruh dunia, dan dampaknya lebih mengejutkan dari perkiraan. Berdasarkan data World Population Review (WPR), ada sepuluh negara yang menjadi 'tersangka' utama, karena sebagian besar deforestasi terjadi di hutan hujan. Indonesia berada di urutan kedua setelah Brasil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringkat deforestasi dunia Foto: Worldpopulationreview.com |
WPR menyebut perubahan luas hutan Indonesia akibat deforestasi pada 2025 adalah 101.977 mil persegi (264.119,218 kilometer persegi) atau setara 22,28%.
"Hutan pohon terbesar mencakup hutan hujan Amazon (di Brasil dan seluruh Amerika Selatan) dan kumpulan hutan hujan yang ditemukan di Asia, terutama di dekat Myanmar," tulis WPR.
Walau sudah banyak inisiatif yang dimulai untuk mengurangi dampak deforestasi, kondisi sosio-ekonomi negara-negara yang termasuk dalam 'daftar merah' tersebut menyulitkan untuk menghentikan terjadinya perburuan liar dan aktivitas ilegal, seperti pengambilan kayu dan hewan liar dari habitatnya.
Misalnya, hutan hujan Amazon dilindungi oleh banyak organisasi lokal dan global. Namun jumlah kolektif hutan di sekitar hutan hujan tersebut sulit untuk diawasi.
Semua Mata Tertuju pada Amazon
Semua negara bertanggung jawab untuk menjaga sumber daya utama mereka dan melakukannya dengan cara yang terbarukan. Namun sebagian besar perhatian tertuju pada Brasil dan pemerintahnya.
Amazon sejauh ini merupakan daratan terluas yang memiliki pepohonan, hutan, dan beragam habitat, juga termasuk budaya dan suku manusia yang telah tinggal di sana selama puluhan ribu tahun.
Sebagian besar (80%) wilayah hutan Amazon yang mengalami deforestasi kini telah digantikan oleh peternakan sapi alih-alih menanam kembali pohon dan tanaman yang telah ditebang di wilayah tersebut.
Meskipun daging sapi hasil peternakan mungkin diekspor untuk meraup lebih banyak pendapatan, praktik ini merupakan salah satu metode pertanian terburuk yang digunakan untuk memanfaatkan lahan, karena CO2 dan gas rumah kaca akan meningkat akibat peternakan sapi.
Seperti dapat dilihat pada urutan di atas, Brasil merupakan negara dengan tingkat pembabatan hutan tertinggi. Dari 1990 hingga 2020, negara ini kehilangan 356.287 mil persegi (922.778,99 kilometer persegi) hutan.
Sementara itu, negara-negara dunia pertama atau negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara persemakmuran lainnya, biasanya memiliki tingkat deforestasi terendah. Hal itu karena wilayah negara mereka tidak memiliki hutan yang luas.
Baca selengkapnya di sini.
Simak Video " Video Hashim: Laju Deforestasi RI Turun ke Level Terendah dalam 2 Dekade"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/bai)

